Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi Antar Materi Modul 2.3 Tentang Coaching untuk Supervisi Akademik

30 Maret 2023   00:05 Diperbarui: 30 Maret 2023   00:14 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompetensi inti coaching yang lain adalah mengajukan pertanyaan berbobot. Pertanyaan berbobot akan sangat membantu coachee untuk merasa tergugah, berpikir dan menstimulusi pemikirannya sehingga mampu memunculkan hal-hal penting yang mungkin belum dipikirkannya, membantunya mengungkapkan emosi atau nilai dalam diri yang dapat mendorongnya untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensi. Pertanyaan yang diajukan itu berbobot apabila timbul dari hasil mendengarkan aktif, membantu coachee merefleksikan diri, bersifat terbuka dan eksploratif dan disampaikan pada moment yang tepat. Salah satu referensi yang digunakan agar seorang coach dapat mengajukan pertanyaan berbobot yakni dengan menggunakan mendengarkan dengan teknik RASA (receive/menerima, appreciate/mengapresiasi, summarize/merangkum, ask/menanya,). Apabila coach mampu  mendengarkan aktif dengan RASA, maka coach akan sangat mungkin dapat mengajukan pertanyaan berbobot kepada coachee sehingga coachee dapat menemukan kekuatan dalam dirinya dan menemukan solusi atas persoalannya sendiri.

TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

Percakapan coaching merupakan acuan interkasi antara coach dan coachee. Karena itu, seorang coach harus memiliki kemampuan untuk menunjukkan tujuan dan arah percakapan yang dibuthkan oleh coachee seperti Percakapan untuk perencanaan,  Percakapan   untuk   pemecahan   masalah, Percakapan untuk berefleksi,  Percakapan  untuk  kalibrasi . Seorang coach perlu memiliki kesadaran terhadap tujuan percakapan yang dibutuhkan coachee sesuai konteks dan ketersediaan waktu saat percakapan terjadi.

Percakapan berbasis coaching yang bermakna dan efektif salah satunya dengan menggunakan alur TIRTA. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana   secara mandiri.      Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.

Adapun alur percakapan TIRTA adalah sebagai berikut:


1. Tujuan Umum

Tujuan umum menjadi tahap awal dalam percakapan coaching dimana kedua pihak coach dan coachee menyepakati tujuan pembicaraan yang akan berlangsung. Idealnya tujuan ini datang dari coachee. 

2. Identifikasi

Coach  melakukan  penggalian  dan  pemetaan  situasi  yang  sedang dibicarakan, dan menghubungkan dengan fakta-fakta yang ada pada saat sesi.

3. Rencana Aksi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun