Oleh Elisius udit
Berkarya di SMK Stella Maris Labuan Bajo
CGP Angkatan 7
Sesuatu yang sangat menyenangkan dan menggembirakan Proses Pendidikan Calon Guru Penggerak ini sudah sampai pada Modul yang dua (2). Pada saat ini saya sudah mempelajari Modul 2.1 tentang Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Saat saya membaca judul modul 2.1 ini, saya sungguh tertarik dan bergairah untuk membaca lebih dalam tentang pembelajaran berdiferensiasi. Mengapa? Karena selama ini saya sudah mendengar orang berbicara tentang pembelajaran berdiferensiasi, tetapi apa dan bagaimana itu persisnya saya belum mengetahuinya. Sungguh menjadi kesempatan yang luar biasa bahwa dalam proses pendidikan calon guru penggerak ini saya mendapat pembelajaran khusus tentang tema ini.
Dari proses pembelajaran modul 2.1 tentang Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi ini saya menyimpulkan beberapa hal berikut ini:
A. Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Semua Murid
Allah menciptakan manusia secara unik. Allah menciptakan manusia lengkap dengan akal budi, hati nurani, perasaan dan kehendak bebas. Hal inilah yang memungkinkan setiap manusia memiliki keunikannya masing-masing yang sungguh berbeda dengan orang lain baik dari segi fisik, karakter, pikiran, hobby, bakat dan minat, kebutuhan, pengalamannya dan lain sebagainya. Secara kebutuhan saja manusia itu unik atau berbeda untuk setiap orangnya. Apalagi berbicara tentang kebutuhan belajarnya pastinya berbeda-beda.
Berbicara tentang kebutuhan manusia, Dr. William Glasser dalam bukunya Choiice Theory sedikitnya melihat ada lima kebutuhan dasar manusia yakni kebutuhan untuk bertahan hidup, kebutuhan akan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan kebebasan, kebutuhan akan kesenangan dan kebutuhan akan kekuasaan. Dari sini kita melihat bahwa setiap manusia paling tidak memiliki lima kebutuhan dasarnya. Dan apa yang dilakukan oleh manusia baik itu tindakan yang positif atau pun negative sesungguhnya untuk memenuhi kebutuhannya ini. Karena itu, saat melihat orang melakukan sesuatu harus selalu diteropong dengan kacamata kebutuhan ini.
Berbicara tentang pembelajaran sesungguhnya tidak terlepas dengan pembicaraan tentang kebutuhan manusia. Dalam konteks ini lebih tepatnya berkaitan dengan kebutuhan belajar murid. Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai  manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Hal ini menyadarkan saya bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Karena itu, sebagai pendidik tugas saya adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing, dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia.
Setiap murid itu unik dank arena itu kebutuhannya belajarnya pasti berbeda-beda. Kondisi ini mengingatkan saya bahwa di dalam kelas pasti ada keberagaman kebutuhan belajar murid. Murid-murid di sekolah datang dari berbagai latar belakang yang berbeda dengan kebutuhan yang pastinya berbeda pula. Kondisi semacam ini menuntut guru untuk melihat betapa luas keberagaman  murid-murid, maka sebagai guru, saya perlu berpikir bagaimana caranya saya dapat menyediakan layanan pendidikan yang memungkinkan semua murid mempunyai kesempatan dan pilihan untuk mengakses apa yang saya ajarkan secara efektif sesuai dengan kebutuhan mereka.