Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi tentang Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (Tugas Koneksi Antar Materi - Pendidikan Calon Guru Penggerak

8 November 2022   09:35 Diperbarui: 8 November 2022   09:57 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merubah cara berpikir lama tentang peserta didik ke cara berpikir Ki Hadjar Dewantara

Setelah saya mempelajari materi ini, hal pertama yang harus saya lakukan adalah merubah cara pandang tentang peserta didik. Kalau sebelumnya saya kadang melihat peserta didik sebagai anak-anak yang tidak memiliki apa-apa dalam dirinya, sekarang saya harus memahami bahwa peserta didik memiliki dalam dirinya kekuatan-kekuatan yang ada secara kodrati yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Anak lahir dengan watak, sifat, fisik yang sangat khas untuk setiap orang dan mereka hidup di zamannya sendiri.

Menjadikan peserta didik sebagai subjek pendidikan dan Pendidik adalah penuntun

Setelah saya mempelajari materi ini, saya menjadikan peserta didik sebagai subjek pendidikan. Peserta didik adalah pemeran utama dalam proses pendidikan, saya hanya membantu menuntun mereka mencapai tujuannya. Saya bukanlah tokoh utama yang berhak megubah/membentuk karakter diri peserta didik sesuai kehendak dan kemauan saya. Peserta didik diberi kemerdekaan untuk belajar, kemerdekaan untuk mengembangkan diri dan kemampuan, karakternya untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin sesuai dengan kodratnya masing-masing.

Menggunakan kekuatan sosial budaya daerah Manggarai dalam proses pembelajaran dan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan adalah proses persemaian benih-benih kebudayaan. Karena itu, proses pendidikan di sekolah harus menggunakan kekuatan sosial budaya agar peserta didik dibiasakan hidup dengan budayanya sendiri dan menjadikan budaya sebagai bagian hidupnya. Untuk itu, dalam kegiatan di sekolah baik intrakurikuler pun ekstrakurikuler kami selalu menjadikan peserta didik sebagai pemeran utama dengan menggunakan kekuatan sosial budaya yang ada.

Sekolah kami sering dikunjungi tamu baik lokal maupun internasional. Dalam acara penjemputan tamu, kami selalu menggunakan cara-cara adat seperti 'tuak curu dan manuk kapu', acara tarian 'tiba meka' dan tarian 'caci'. Hal ini dibuat untuk mengembangkan sikap ramah tamah peserta didik juga mengambangkan jiwa hospitalitynya. Peserta didik menjadi pemeran utama dalam seluruh proses acara tersebut. Hal ini kami buat agar para peserta didik membiasakan diri dengan budayanya dan kelak mewariskannya.

Dalam pembelajaran di kelas, saya menggunakan kekuatan sosial budaya untuk menguatkan karakter peserta didik dari segi budayanya. Hal yang sudah saya lakukan yakni membiasakan peserta didik untuk bersiskusi kelompok (kelompok belajar) untuk menyelesaikan soal atau tugas yang diberikan. Kebiasaan ini saya lakukan untuk membiasakan peserta didik dengan budaya 'lonto leok' dalam menyelesaikan persoalan hidup bersama.

Pendidikan adalah proses panjang dan tidak diam. Proses pendidikan harus disesuaikan dengan konteks peserta didik dan lingkunagn serta zaman dimana dia hidup. Artinya proses pendidikan haruslah berdasarkan kekuatan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Pendidik hadir sebagai pamong untuk mengarahkan peserta didik agar tidak salah jalan. Pendidik mengarahkan peserta didik untuk mencapai kebahagiaannya secara lahir dan batin. Dalam proses itu, pendidik harus membantu peserta didik agar tetap berakar pada budayanya sendiri. Kebudayaan lain yang hadir harus bisa dicerna dan mengambil hal yang baik demi menguatkan budaya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun