Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Game Online Membunuh Karakter Anak?

17 Juli 2020   21:54 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:04 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi Memudahkan Manusia Memenuhi Kebutuhannya

Perkembangan teknologi yang sangat pesat menawarkan berbagai kemudahan bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu kemudahan yang sangat nyata dirasakan manusia saat ini dengan hadirnya perkembangan teknologi adalah adanya layanan berbagai kebutuhan manusia secara online. 

Manusia tidak harus bersusah payah bergerak keluar ruangan atau rumah untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia duduk tenang di rumah dan cukup memiliki computer/laptop atau Handphone Android yang terhubung ke internet untuk memenuhi kebutuhannya.

Apabila kita berselancar di internet ada begitu banyak hal yang dapat kita temukan yang berkaitan dengan bagaimana kebutuhan manusia itu dengan mudahnya dipenuhi. 

Berbicara soal bisnis/berdagang, belajar/Ujian, Belanja, Judi, Main Game yang dulu harus dilaksanakan dengan bertatap wajah, sekarang ini dilaksanakan secara online. Apalagi dengan mewabahnya Coronavirus Diseases 19 saat ini, hampir semua hal dilaksanakan secara online. 

Hal ini sebenarnya mau menunjukkan bagaimana teknologi itu mengubah wajah dunia dan manusia dari sesuatu yang harus dilaksanakan secara tatap muka, kini cukup dengan berselancar di internet banyak hal sudah dapat kita laksanakan.

Game Online: Permainan Pilihan Anak-Anak zaman Now

Saat ini, teknologi menawarkan sangat mudah melalui koneksi internet. Salah satu yang dapat diakses oleh anak adalah game online. Game online adalah permainan yang menghubungkan para pemainnya melalui koneksi internet.

Para pemain ini pada umumnya tidak saling mengenal satu sama lain, tetapi mereka kemudahan bagi anak-anak untuk mengakses berbagai macam informasi yang mereka inginkan dengan mempermainkan permainan yang sama selayaknya orang-orang yang sudah saling mengenal.

Dahulu saat anak-anak hendak bermain mereka mesti ke tempat-tempat umum yang biasanya anak-anak berkumpul dan bermain. Mereka akan membentuk kelompok lalu mempermainkan sebuah permainan. 

Ada banyak permainan jaman dulu yang disukai anak-anak dan kini hilang ditelan arus zaman seperti bermain kelereng, bermain engklek, bermain petak umpet, bermain lompat tali, bermain cina boy, bermain senapan dari bambu, bermain gasing, bermain do Mikado dan lain-lain. Kini anak-anak lebih memilih game online. 

Selain karena tempat umum yang terbuka untuk diakses semua orang terbatas, tetapi juga karena anak-anak zaman sekarang lebih memilih game yang menggunakan teknologi canggih.

Ada sebuah energi posistif memang di sana bahwa manusia zaman sekarang sejak usia anak-anak diperkenalkan dengan teknologi canggih dan pola pikir mereka juga diharapkan secanggih teknologi tersebut. Tetapi faktanya cukup terbalik apabila kita memperhatikan pola hidup dari anak-anak yang sudah maniak game online. 

Ada banyak sikap hidup mereka yang tidak mencerminkan manusia yang lahir di zaman teknologi sedang berkembang. Perilaku mereka seolah-olah mereka berada di dalam game online tersebut. Hidup dalam dunia fantasi.

Game Online dan Aneka Dampaknya

Ketersediaan teknologi canggih untuk memenuhi kebutuhan anusia dalam banyak model bukan tanpa dampak. Ada banyak dampak yang dilahirkan oleh hadirnya teknologi canggih dalam memenuhi kebutuhan manusia khususnya dalam dunia game online.

Beberapa sifat negative manusia produk game online;

  • Antisosial 

Para maniak game online akan melihat dirinya yang paling penting. Kehidupan social tidak menjadi perhatiannya lagi. Hubungan dengan teman dan keluarga menjadi renggang karena waktunya lebih banyak mengurus game online. Mereka memilih mengisolasi diri di kamar. Siapa pun yang memanggil mereka tidak akan pernah disahutinya. 

Pergaulan dalam lingkungan nyata bukan menjadi impiannya. Keterampilan social akan sangat kurang bahkan akan sangat sulit membangun relasi dengan orang lain. Perilakunya akan menjadi kasar dan agresif yang dipola oleh game online tersebut.

  • Tidak menghargai waktu 

Kecanduan game online akan membuat anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya bersama gamenya. Kadang mereka menulis surat sakit ke sekolah, tetapi mereka tidak sakit.  Mereka melakukan itu hanya untuk bermain game. 

Mereka bolos dari sekolah dan menghabiskan waktunya di warnet hanya untuk menambah pengalamannya bermain game, menaikkan level game, menghabiskan waktu, atau untuk mengupdate permainannya sehingga mereka tidak pernah merasa bosan.

  • Tidak Jujur
  • Demi bermain game, kadang anak-anak tidak mengatakan yang sebenarnya kepada orangtuanya. Mereka akan meminta ijin ke rumah teman untuk mengerjakan tugas sekolah, padahal mereka nongkrong di warnet bermain game. Atau soal lainnya, mereka meminta uang ke orangtua untuk membayar uang Komite, padahal mereka menggunakan uangnya untuk membayar billing warnet game center yang harganya mulai dari dua ribu perjam sampai tiga ribu perjam atau dan membeli uang virtual game yang digunakan untuk membeli peralatan, barang, senjata, dan bangunan dari suatu game online.
  • Segi Akademik

Anak-anak yang maniak game online akan sangat sulit membagi waktunya untuk bermain game dan belajar. Ia akan mengutamakan bermain game dari pada belajar. 

Pilihannya pasti bermain game sambal belajar. Itu artinya waktu yang paling banyak adalah untuk bermain game. Hasilnya adalah ia akan melalaikan segala tugas sekolahnya karena konsen bermain game. Sehingga mengakibatkan semangat belajarnya menurun dan nilai akademiknya juga menurun.

  • Segi Psikologi

Keadaan paling membahayakan dari seseorang yang kecanduan adalah ketidakmampuannya mengatur emosi. Pecandu kadang mengalami kesulitan dalam membedakan sesuatu yang nyata dan sesuatu yang fantasi. 

Sehingga ketika mereka kalah dalam game online mereka merasa seolah-olah dunia mereka sudah ancur dan dampaknya mereka menjadi pribadi yang sering merasa sedih, malu, kesepian, takut untuk keluar kamar. Hal ini mempengaruhi hubungannya dengan teman-teman lain atau dengan anggota keluarganya. Mereka pada umumnya menjadi pribadi yang introver.

  • Segi Kesehatan

Para pecandu game online tidak pernah menghargai waktu. Kadang waktu untuk tidur juga digunakan untuk bermain game. Waktu tidur bagi anak-anak yang biasanya Pkl. 21.00 kadang molor sampai larut malam bahkan sampai subuh. 

Hal ini tentu berpengaruh pada kondisi tubuh seorang anak misalnya lemah karena kurang tidur atau kekurangan darah. Selain itu, game online memberikan ketegangan yang sangat tinggi pada mata dan otak yang memainkannya. Apabila seorang anak setiap hari memainkan gamenya selama berjam-jam sudah pasti matanya akan rusak karena disiksa oleh game online tersebut. 

Baroness Greenfield, profesor farmakologi di Universitas Oxford menemukan tanda-tanda terhentinya pertumbuhan zat abu-abu di otak pengguna internet berlebih yang semakin lama dapat memburuk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi dan memori, serta kemampuan mereka untuk membuat keputusan dan tujuan yang akan mereka tetapkan.

Orang Tua Menjadi Tokoh Sentral Menghindari Anak-anak dari Bahaya Game Online

Rumah yang rama adalah 'sekolah bagi anak-anak'. Orangtua yang banyak memberi teladan adalah 'guru bagi anak-anak'. Artinya orangtua di rumah memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk individu yang berkarakter dan sifat yang ideal agar anak-anak dapat hidup dengan baik di tengah masyarakat. Berbicara soal pendidikan bukan murni tentang mentransferkan ilmu dari guru kepada anak-anak, tetapi bagaimana kepribadian dan karakter anak-anak itu dibentuk.

Seorang seniman, penyair dan penulis dari Lebanon Amerika, Kahlil Gibran pernah berujar "Kudidik diriku maka kudidik anak-anakku." Ungkapan ini memberi pesan yang mendalam bagi para orangtua agar mendidik anak-anak setelah mereka mendidik dirinya sendiri. 

Orangtua pastinya tidak memimpikan suatu kondisi kehidupan yang tidak baik untuk anaknya kelak, tetapi selalu mengimpikan kehidupan yang baik bahkan lebih baik dari dirinya. Maka orang tua mesti mendidik dirinya agar kelak dapat mendidik anak-anaknya.

Orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, berikanlah teladan yang terbaik kepada mereka agar menjadi generasi yang terdidik, generasi yang terampil dan bisa diandalkan, generasi yang mampu memahami hakikat pendidikan yang sebenarnya. 

Biasakan anak-anak dengan perilaku yang jujur agar mereka mampu bertindak yang benar. Dorongan yang positif dari orang tua dapat membuat anak-anak percaya diri dalah hidup bermasyarakat.

Dalam usaha menghindari anak-anak dari bahaya game online, peran orangtua juga sangat besar. Beberapa hal berikut menjadi input yang baik untuk orang tua dalam mendampingi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di zaman teknologi yang semakin canggih ini.

  • Mengatur waktu belajar dan waktu bermain.
  • Orang tua harus memiliki kewibawaan dan ketegasan dalam mendidik anak-anak terutama dalam membagi waktu untuk belajar dan bermain. Adalah tidak terlalu baik kalau orangtua membiarkan anak-anak mengatur sendiri waktunya untuk bermain dan belajar. Kalau membiarkan anak-anak sendiri yang mengatur waktu bermain dan belajarnya yang pasti waktu bermainnya lebih banyak dari pada belajar. Maka anak-anak akan lebih banyak waktunya untuk bermain.
  • Menabung uang untuk hal-hal yang lebih bermanfaat
  • Orangtua memiliki kebiasaan memberikan uang jajan kepada anak-anaknya. Adalah lebih baik untuk selalu mengingatkan anak-anaknya agar menyisihkan uang jajannya untuk menabung.
  • Membuat perencanaan hidup kedepan.
  • Orangtua perlu membuat jadwal hidup harian untuk semua anggota keluarganya agar anggota keluarga memiliki jadwal hidup yang baik dalam keseharian. Hidup yang selalu dijadwalkan akan membuat seseorang dengan mudahnya membuat rencana hidupnya untuk hari esok.
  • Menyadari dampak negatif dari kecanduan game online
  • Sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua perlu menyadarkan anak-anaknya akan bahaya game online untuk seorang anak dari berbagai segi kehidupan. Tentunya menyadarkan anak-anak itu dengan cara-cara yang lemah-lembut dan dengan penjelasan-penjelasan yang logis buat anak-anak. Sambil juga orangtua sendiri tidak bermain game online di hadapan anak-anak.
  • Berteman dengan orang yang baik dan memiliki tujuan hidup.
  • Orang tua perlu mengingatkan anak-anak untuk berhati-hati dalam memilih teman. Apabila anak-anak sejak kecil sudah salah memilih temannya, maka sampai dewasa anak tersebut akan berteman dengan orang yang salah apabila tidak segera diatasi oleh orangtuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun