Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Refleksi, Jalan Menuju Perubahan

19 Februari 2020   12:23 Diperbarui: 19 Februari 2020   12:39 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita berusaha mengenal kemampuan kita dan berusaha mengembangkannya untuk masa depan kita. Kemampuan atau talenta yang ada dalam diri kita akan berkembang dan berguna untuk hidup kita sendiri kalau kita berusaha merawatnya dan mengembangkannya. Kita juga berusaha mengenal kelibihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan kita.

Untuk apa Aku berada seperti sekarang?

Setelah kita mengenal diri dengan menjawab pertanyaan 'Siapakah Aku', sekarang kita coba melangkah lebih jauh dan menjawab pertanyaan 'Untuk apaka Aku berada seperti sekarang? Pertanyaan ini sepintas lalu mungkin juga bisa diformulasikan 'untuk apa Aku diciptakan? Dan dalam iman kita percaya bahwa kita diciptakan oleh Sang Pencipta dengan maksud dan tujuan tertentu.

Pertanyaan ini dimaksudkan untuk kita menyadari atau berefleksi tujuan keberadaan kita sekarang. Misalnya; sebagai politikus kita bertanya diri, 'untuk apa kita berada sebagai politikus? Atau sebagai mahasiswa kita bertanya, 'untuk apa kita berada sebagai mahasiswa? Atau sebagai anak-anak sekolah (SD, SMP, SMA/SMK/MA), 'untuk apa Aku berada sebagai anak sekolah? Atau pertanyaan lainnya dengan kata 'Aku' kita ganti dengan keberadaan/status kita sekarang.

Apabila kita menyadari keberdaan kita kini, maka kita akan senantiasa melakukan hal-hal sesuai dengan keberadaan kita tersebut. Kita menyadari keberadaan kita dan bertanggungjawab dengan ke-Aku-an kita saat ini. Sebagai contoh, ketika kita sadar sebagai seorang siswa, maka kita mesti bertanggungjawab dengan status kita. Model pertanggungjawaban kita tentunya dengan belajar.

Kemana Aku Pergi/Kemana Aku Melangkah?

Pertanyaan ini berusaha untuk menyadarkan kita tentang arah dan tujuan kita melangkah. Kita sebagai manusia sering kali berjalan tanpa tau arah tujuan. Akal dan pikiran yang diberikan sang Maha Kuasa terkadang kita tidak mempergunakannya sebagaimana mestinya. Perjalanan hidup sering terjadi dalam bentuk kesia-siaan. Diam adalah suatu kebiasaan yang paling menyenangkan hidup dan mimpi, berkhayal juga suatu kebiasaan yang kita lakukan setiap harinya. Tetapi, mimpi kita tidak disertai dengan usaha bagaimana mengejar mimpi itu.

Kadang kita pandai berimajinasi dengan teori-teori tertentu. Tetapi hanya sebatas berimajinasi dan berteori seperti apa masa depan kita kelak nantinya. Kepala kita disibukkan dengan berbagai angan dan mimpi yang tak kunjung jadi nyata. Mencari tujuan dan makna hidup dalam pikiran adalah suatu yang tidak terlepas dari hidup. Namun sering kali kita tidak mau menjadikannya menjadi sebuah realita. Imajinasi atau angan-angan kita tidak bisa menjadi realita karena kita tidak menyadari dan tidak tahu dari mana awalnya kita harus menjadikan imajinasi itu menjadi sebuah realita.

Banyak orang memiliki cita-cita besar dan hebat tetapi tidak tahu bagaimana harus mencapai cita-cita tersebut. Cita-cita akan tetap menjadi cita-cita kalau kita tidak berusaha mencari jalan mencapai cinta-cita tersebut. Sebagai contoh, seorang peserta didik mempunyai cita-cita menjadi dokter. Peserta didik ini akan betul menjadi dokter yang handal kalau dia mendalami dengan sungguh-sungguh ilmu kedokteran yang diambilnya. Kalau tidak tentu cinta-cita menjadi dokter akan terus menjadi cita-cita semata.

Apa yang Harus Aku Perbuat Untuk Mencapai Tujuan?

Sebelum seorang pendaki gunung melakukan kegiatannya, dia senantiasa mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan untuk mencapai puncak gunung. Selaian persiapan kesehatan dan taktik, mumnya beberapa hal yang disiapkan oleh seorang pendaki gunung sebelum beraktivitas, misalnya carrier (tas Gunung), sepatu dan sandal gunung, pakaian, makanan dan minuman, tenda, senter, pisau, matras, sleeping bad, obat-obatan, alat komunikasi dan navigasi, trashbag. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun