Mohon tunggu...
Elisius Udit
Elisius Udit Mohon Tunggu... Guru - Pengejar Waktu

Waktu senantiasa pergi dan tak akan kembali. Lakukan apa yang perlu dilakukan hari ini. Besok mempunyai urusannya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kesenjangan Ekonomi, Salah Siapa?

13 Februari 2020   18:36 Diperbarui: 14 Februari 2020   22:10 5196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemungkinan sebab yang kedua adalah kecendrungan dari masyarakat sendiri untuk tidak mau menikmati pertumbuhan perekonomian negara Indonesia. 

Ada banyak kegiatan perekonomian yang dapat diikuti oleh masyarakat untuk menghasilkan uang. Seperti kegiatan ekonomi kreatif. Tetapi lebih banyak masyarakat kita memasang gensi untuk melakukan sebuah pekerjaan. Masyarakat kita tidak mau mengambil pekerjaan yang sederhana atau kecil, seperti menjadi penjual pentol keliling. Padahal kalau ditekuni dengan sungguh pekerjaan ini akan menghasilkan uang berkali lipat dari pendapatan seorang ASN. Masyarakat memasang gensi kalau menjual pentol di daerah sendiri. Masyarakat akan menganggap seseorang itu bekerja kalau dia menjadi ASN (Pegawai Negeri).  

Masyarakat kita juga kadang memksakan diri untuk melakukan pekerjaan yang besar upahnya, tetapi tidak memiliki skill dalam bidang tersebut. Hal ini menyebabkan kesempatan kerja kita terbatas karena tidak memiliki keterampilan dan hal ini berdampak pada upah. Orang yang terampil akan mendapatkan upah yang tinggi, sedangkan orang yang tidak memiliki keterampilan akan memperoleh upah ala kadarnya. Orang-orang kita terjebak pada pekerjaan informal dengan upah yang kecil. 

Tawaran Solusi Kesenjangan Ekonomi di Indonesia

Najwa Shihab pernah berujar kemiskinan menjadi tontonan, ketika negara memelihara kesenjangan. Oleh karena itu, negara mesti mengambil langkah dalam menghancurkan kesenjangan di Indonesia. Beberapa hal yang mungkin bisa menjadi input bagi pemerintah dalam meruntuhkan tembok pemisah antara masyarakat dalam bidang ekonomi. 

Kembalikan palu pada kedaulatan rakyat yang diamanatkan kepada pemerintah. Para pemegang kekuasaan negara yang memiliki fungsi melayani, mengatur dan memberdayakan masyarakat harus menjaga kepercayaan masyarakat yang telah memilihnya dengan seluruh diri dan hati nuraninya. Uang mesti dapat dikalahkan oleh hati nurani dan kedaulatan rakyat. Rakyat telah memilih dan memandatkan kedaulatan kepada para penguasa karena itu hasilkanlah keputusan berdasarkan hikmat kebijaksanaan, permusayawaratan dan perwakilan. Bukan berdasarkan banyaknya uang.

Banyak masyarakat yang memiliki benih keterampilan dalam dirinya, hanya tidak memiliki sarana penunjang untuk mengasah dan mengoptimalkan keterampilannya tersebut. Sebagai pemberdaya masyarakat mungkin baik disediakan sarana dan prasarana untuk melatih dan mengasah keterampilan masyarakat dengan mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Pendirian BLK sangat baik untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM yang berfungsi untuk menyokong tenaga kerja dan meningkatkan kemampuan para pekerja.

Masyarakat sendiri juga memiliki andil untuk meruntuhkan kesenjangan ekonomi di Indonesia. Pada dasarnya semua pekerjaan memiliki nilai luhurnya apabila dilaksanakan dengan gembira. Bekerja dengan senang hati tanpa dengan gensi. Apapun pekerjaan kita baik sebagai ASN, penjual pentol apabila kita melaksanakannya dengan gembira semuanya memiliki nilai. Menganggap rendah sebuah pekerjaan sebenarnya sebuah kesalahan berpikir dan itu sangat fatal.

Di tahun 2020 ini akan diadakan pilkada serentak. Masyarkat diharapkan untuk tidak lagi memilih calon yang terang-terangan datang membeli suara rakyat. Rakyat mesti berpikir bahwa memilih calon yang memakai uang untuk meraup suara sama artinya kita sedang memilih koruptor, memilih calon yang diusung pemodal yang pada akhirnya akan membuat kebijakan seturut kehendak pemodal tersebut. Lawanlah politik uang kalau mau kesenjangan ekonomi sirna dari Indonesia ini.

Orang bijak menjembatani kesenjangan dengan meletakkan jalan dengan cara yang ia bisa dapatkan dari mana dia adalah di mana dia ingin pergi-John Pierpont Morgant. Kesenjangan akan hilang dengan keadilan, kesejahteraan akan datang tanpa keserakahan, mari nyanyikan nyanyian lagu cinta, mari tarikan bukan tarian perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun