Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernikahan Gerhana (16)

11 September 2012   13:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kau seperti dengan siapa, Marie...? Eh, Marie..Kau sudah makan ?"

"Ini baru mau."

"Makanlah denganku. Jangan menolak ! Uangmu pasti sudah banyak yang terpakai."

"Sialan !" Tan Yin Yang cuma terkekeh mendengar umpatanku.

***************

Suasana malam di kota aku lewatkan dengan berjalan-jalan di pusat kota. Naik komidi putar, mencoba permainan-permainan yang sebenarnya untuk anak-anak.....lalu mendapatkan hadiah boneka kecil. Sedikit mengisi waktu luangku. Berjalan-jalan ke toko pusat jual beli alat komunikasi. Seperti saran dari Roma atau Amor dan memang itu yang sudah aku janjikan kepadanya, memiliki alat komunikasi pribadi. Tidak salah juga kalau aku membelinya satu.

Kaki penat sebelum kembali ke hotel, kakiku melangkah ke sisi  food court. Memesan beberapa jenis makanan dan mengambil posisi duduk di salah satu sudut. Aku benar-benar ingin menikmati malam ini secara pribadi. Tempat ini lumayan ramai dan hanya tinggal satu meja yang kosong saat aku mengisi satu meja disitu. Namun itu tak lama karena aku perhatikan ada seorang ibu yang beberapa bagian rambut di kepalanya sudah berubah warna bersama, dengan bisa jadi itu adalah suami dan anaknya.

Tapi mengapa ia menunjuk kursi yang ada di mejaku ini ? Ya, ampun....dua kursi disana dipenuhi dengan tas kertas belanjaannya. Mengapa itu tidak diletakkan di bawah atau dititipkan di pintu masuk ?Nah, nah...Itu pasti anaknya. Ia disuruh oleh Ibunya untuk mengambil kursi-kursi di mejaku ini.Pertama ia meminta izin kepada para gadis muda karyawan food court ini tapi.....wow,Ibunya ikut masuk ke pembicaraan itu dan tangannya menunjuk ke mejaku. Sekarang pemuda yang penakut pada ibunya itu mendekati mejaku.

"Maaf, bukankah kursi-kursi ini tidak terpakai ?" Tanyanya.

"Betul. Kursi-kursi itu kosong."

"Akan saya bawa ke meja saya di sana..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun