"Marie, untung tadi tidak jadi aku buka. Kalau aku buka, aku bisa....." Bisik Janet sambil tangan menirukan gerakan pisau menebas ke lehernya. Ya, untung saja.
" Kita pulang ke rumahku saja.Janet, kau naik kuda bersamaku. Kak Sam biar dengan Marie.." Kata Sharon dengan wajah dingin. Entahlah, jantung Janet masih berdetak atau tidak ketika diatas kuda milik Sharon. Padahal perjalanan sampai ke rumah tidak sebentar.
"Kami duluan..." Kata Sharon kepada aku dan Sam masih dengan wajah dingin.
" Marie, kau masih mengantuk ?"
"Lumayan, memangnya ada apa ?"
"Kita naik pohon lagi sebentar, ayo !"
Aku mengikuti Sam naik kembali ke atas pohon. Mata Sam nampak menyelidik ke semua arah. Sampai kemudian pandangannya terarah hanya pada satu titik sinar dan asap jauh di bukit di bagian dalam hutan sana.
"Aku curiga sinar itu, Marie...." Bisik Sam.
"Iya, sepertinya sinar itu berada tidak jauh dari aliran sungai yang aku lihat tadi siang."
"Kau tadi sudah naik ke pohon ini juga ?"
"Ya."