Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidup Bersahabat di Tengah Saudara Pengidap Kusta

17 Juli 2021   22:11 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:42 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman Kedua

Kesempatan kedua aku jalani di Desa Proyek Lama, Natam Metangur, Kec. Ketambe, Kab. Aceh Tenggara. Aku tiba pada 06 Februari 2019, pukul 01.30 WIB. Agak melelahkan karena sebelumnya lama menunggu bus di Kabanjahe jurusan Lawedesky, Aceh Tenggara. Menginap di Lawedesky, esoknya menujut ke Natam.

"Tinggallah bersama mereka senantiasa ya Tuhan", terbisik doa dalam batinku ketika tiba di lokasi "karantina orang kusta". Waktu itu matahari segera terbenam.  Aku pun berkenalan dengan mereka yang menyambut. Sambutannya hangat dan bersaudara. 

Tempat penampungan orang kusta ini didirikan oleh seorang Kapusin bernama RP. Rochus Raeesens OFMCap, seorang misionaris dari tahun 1950-1995. Pada 28 Maret 2004 yang lalu meninggal dunia di Negeri Belanda.

Aku tinggal di rumah Bapak Bren yang adalah Kepala Dusun. Di rumahnya ada 3 putrinya dan istri ketiga bapak tersebut. Keluarga ini hidup rukun dan Islam yang taat. Kompleks perkampungan di mana aku tinggal terdapat 30 KK, tetapi tidak semuanya eks penyakit kusta. Hanya beberapa. 

Sebagai informasi terdapat dua perkampungan yang lain sebagai perkampungan khusus orang kusta, satu kampung lagi belum pernah aku jalani karena jauh dari tempat aku tinggal, tepatnya di tengah hutan. Sebenarnya kami tinggal di tengah-tengah perkebunan. Perkebunannya berisi berbagai jenis tanaman seperti karet, kakao, salak, durian, pinang, dlsb. Signal di desa ini sangat sulit didapat dan hewan-hewan hutan masih bebas berkeliaran.

Tidak ada yang menyulitkan bagiku tinggal di tempat ini. Meski dikatakan beberapa di antara mereka eks penderita kusta, faktanya beberapa pasien masih secara serius diobati dan tampak luka-luka yang masih basah di beberapa bagian tubuh mereka. Juga tidak ada kesulitan bagiku makan, bekerja dan tidur bersama mereka. 

Satu rumah, komunikasi yang akrab setiap hari, bahkan peralatan mereka juga selalu aku gunakan. Kami tidak sungkan untuk akrab satu sama lain. 

Sehari-hari kami bekerja di kebun, memperbaiki saluran air dan masih banyak lagi. Eh, tidak lupa juga jalan-jalan menikmati budaya Gayo yang ada di sana. Ada beberapa festival budaya saat itu aku ikuti.

Keuntungan Bersahabat dengan Saudara Pengidap Kusta

Apa yang bisa aku dapatkan ketika  tinggal bersama orang kusta? Yang aku dapatkan adalah perjuangan untuk bertahan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun