Marah itu adalah pilihan. Kita mengeluarkan kemarahan dengan cara menyerang atau tegas adalah pilihan. Saat kita memilih untuk memikirkan, mempertimbangkan, merenung dan berkomitmen pada kata-kata yang dipertimbangkan dan terpilih dengan baik, kita dapat menangani kemarahan dengan cara yang terbaik. Ini tidak mudah tetapi kita jangan menyerah saat keadaan bertambah kasar dan sulit.
Chip dan Becca juga menguraikan bagaimana kita mengelola kemarahan. Pengelolaan kemarahan terdiri atas tiga bagian, yaitu: 1) cepatlah mendengar, 2) lambat untuk berbicara dan 3) lambat untuk marah.
1. Cepatlah mendengar
Apa yang seharusnya kita dengarkan?Â
1) Kita cepat mendengar hal yang menyulut kemarahan kita. Kita dengarkan emosi primer atau alasan mendasar bagi kemarahan kita.Â
2) Kita cepat mendengar orang lain. Kita menjadi penyimak yang aktif dan penuh perhatian. Saat kita menjadi penyimak yang lebih baik, kita sering mendapati bahwa beberapa dari kemarahan kita hanya disebabkan oleh salah komunikasi, salah paham karena seseorang menggunakan kata-kata yang bagi kita tampaknya diliputi emosi. Keterampilan menyimak lebih baik akan menyelesaikan banyak konflik sebelum itu terjadi.Â
3) Menyimak apa yang dikatakan Sang Ada. Mendengarkan-nya dapat memperlambat respons kemarahan kita.
2. Lambat untuk berbicaraÂ
Lambat untuk berbicara tidak berarti kita bicara perlahan seakan-akan dalam gerakan lambat. Lambat untuk berbicara berarti kita berpikir sebelum bicara, menimbang kata-kata kita dengan teliti. Kita mesti mengendalikan kata-kata kemarahan yang justru membuat persoalan semakin runyam. Kalau perlu, kita bisa mengambil waktu jeda. Jika kemarahan mulai membara, berhentilah dan dinginkan diri anda. Waktu jeda akan membantu anda dan orang lain merasa lebih aman dan lebih terkendali.