Setelah bersama dua tahunan, dia pun meminta kepastian dan sialnya aku tidak cukup berani untuk memberikan kepastian.Â
Akhirnya kita berpisah.Â
Tidak selang berapa lama dia kembali ke mantannya sebelum aku yang saat ini sudah menjadi suaminya.Â
Sangat senang dengan situasi ini. Aku juga toh hadir ke pesta pernikahan mereka.Â
Lucunya, wanita yang menemaniku saat ke pesta pernikahannya juga sudah nikah dengan yang lain.Â
Haha, sial memang!
Aku tidak mampu membahasakan banyak hal tentang dia.Â
Setidaknya sejauh ini dialah wanita yang mengerti apa yang aku ceritakan dan begitu juga sebaliknya. Ketika aku mengetik ini, wajahnya itu sangat hadir.Â
Tapi mengikut juga wajah putri manisnya, yang senyumnya tidak beda jauh dengan ibunya.
Ada banyak cerita di baliknya, tetapi setidaknya kami selesai dengan baik-baik.Â