Mohon tunggu...
Dom Asteria
Dom Asteria Mohon Tunggu... Jurnalis - Energy Journalist

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Kematangan Pribadi dalam Mengambil Keputusan

12 Juli 2021   23:06 Diperbarui: 22 Maret 2022   19:49 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bimbang. Sumber: shutterstock via kompas.com

Nota bene: Konten disadur seperlunya dari buku "Discernment: Panduan Mengambil Keputusan" karangan Paul Suparno, Kanisius: 2009

Ada banyak segi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dalam perjalanan hidup. Baik itu berangkat dari hal sederhana semisal kapan harus bangun pagi hingga bernilai besar seperti memutuskan kapan menikah, dimana bekerja, usaha apa yang akan dibangun, dlsb.

Berperan sebagai pengambil keputusan bukanlah suatu tindakan yang mudah, dibutuhkan pengetahuan komprehensif dan kematangan psikologis. 

Kebutuhan yang seharusnya dimiliki dan dilatih terus-menerus. Untuk ukuran bisnis misalnya, perusahaan-perusahaan yang akan membangun sebuah proyek diawali dengan proses Feasibility Study (FS). 

FS merupakan studi kelayakan sebuah pesanan yang didasarkan pada rencana atau proyek yang diusulkan. Tujuannya untuk menilai apakah proyek ini layak, apakah sumber daya perusahaan memungkinkan untuk melanjutkan proyek tersebut hingga berbicara keuntungan atau return on investment (ROI).

Pentingnya kematangan pribadi dalam mengambil keputusan

Penulis akan mengawali dari pengertian discerment. Pengetahuan tentang discerment akan mengarahkan kita untuk matang dalam mengambil kepusan apapun dan kapan pun.

Secara etimologis kata discernment berasal dari kata Latin discernere, yang berarti memisahkan, membedakan dengan cermat satu objek dengan objek yang lain. 

Boleh dikatakan, discernment itu diartikan sebagai proses di mana kita melihat atau meneliti secara saksama, apa yang membedakan hal yang satu dengan yang lain. 

Dengan kemampuan untuk membedakan unsur-unsur itu secara mendalam, termasuk sifat baik dan buruknya, kualitasnya, kondisinya dan lain-lain, niscaya kita mampu mengambil keputusan mana yang ingin kita ambil.

Discernment biasanya dibedakan dalam dua macam, yaitu discernment pribadi dan discernment bersama atau communal discernment.

Discernment pribadi terjadi bila pengambilan keputusan itu dilakukan oleh seseorang sendiri. Sedangkan discernment bersama terjadi bila pengambilan keputusan itu dilakukan oleh banyak orang secara bersama, komunal

Unsur penting dalam discernment

Unsur penting yang dipakai untuk mengambil keputusan dapat dijelaskan melalui rasa senang atau tidak senang.

Atau bisa juga dengan mempertimbangkan beberapa hal yang sifatnya objektif dan subjektif yaitu berdasarkan kesenangan pribadi, berdasarkan bentuk pemilihan, berdasarkan besarnya sesuatu hal yang akan dipilih, berdasarkan harga, umur dan lain-lain.

Cara yang dapat membantu untuk mengambil suatu pemilihan yakni dengan mempertimbangkan sarana dan kriteria, yakni pemikiran/ otak dan hati/ afeksi. 

Pemikiran yang matang tentulah sangat memengaruhi suatu keputusan. Manusia yang lengkap itu mempunyai pemikiran dan kehendak dan afeksi. Dalam kehidupan sehari-hari afeksi itu sangat menentukan. 

Dalam mengambil keputusan yang sangat diperlukan adalah kehendak yang dari hati terdalam bukan hanya apa dipikirkan. 

Hatilah yang mendorong seseorang yang akhirnya bisa menjadi bertekun, tabah, dan rela berkorban menjalankan keputusan yang sudah diambil. 

Hatilah yang memberikan dorongan internal bagi manusia yang menjalankan dan mengembangkan hidupnya meskipun banyak tantangan. Hati yang membuat seseorang merasa gembira, semangat dan rela menjalankan tugas.

Sikap yang perlu dalam discernment

Sebelum membuat sebuah keputusan, bahan yang akan dibuat menjadi pilihan harus dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga pemilihan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak terjadi salah pengertian. 

Bahan yang kabur akan sering menimbulkan kekaburan dan pada umumnya banyak menghamburkan waktu. Hal itu disebabkan oleh sikap pemilihan yang tidak fokus sehingga menjadi timbul kebingungan dalam menganalisisnya.

Bahan pemilihan pertama-tama harus berada pada posisi netral dan baik. Alasannya karena memang pada dirinya pilihan itu bersifat buruk dan jahat, maka dalam dirinya hal itu tidak sesuai dengan hakikat diri manusia yang diciptakan dengan tujuan yang baik, maka pilihan yang jahat itu segera dihindarkan dan tidak pernah dipilih sebagai keputusan.

Sikap indeferent, seimbang dan bebas. Sikap utama dalam pemilihan adalah sikap seimbang, lepas bebas dan indiferent. Sikap indeferent berarti tidak menyukai atau membenci sesuatu lebih dari yang lain. 

Tidak ada kecenderungan batin memihak ke salah satu hal yang sedang dijadikan pilihan. Dengan kata lain dalam batin terdalam harus ada sikap sungguh bebas. Sikap lepas bebas.

Proses discernment pribadi

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa proses pemilihan ini dilakukan mulai dengan menenangkan diri, mengungkapkan bahan pemilihan, melihat secara teliti, menemukan kecenderungan, membawa diri kepada Sang Ada dan melihat gerak batin yang ada. 

Proses pemilihan ini biasanya dapat dilakukan bila seseorang memiliki waktu yang tenang, dan dapat sebentar melepaskan diri dari kesibukan dan dalam keadaan hati yang tenang melakukan suatu pemilihan. 

Setelah pemilihan diharapkan seseorang itu bertanggungjawab atas apa yang dipilihnya. Pelaksanaan keputusan itu dapat terjadi dua kemungkinan perkembangan. 

Pertama, perkembangan terjadi semakin baik. Bila itu yang terjadi baiknya bersyukur kepada Tuhan atas segala keputusan itu.  

Kedua, prosesnya mungkin tidak mudah atau dengan kata lain gagal. Bila hal itu terjadi, maka dapat diperbaiki atau bahkan membuat suatu pemilihan ulang.

Hal yang perlu diperhatikan dan discernment bersama

Salah satu syarat terjadi dalam discerment bersama adalah seseorang anggota harus mampu melakukan discerment pribadi. Bila ada anggota yang tidak dapat melakukan discerment pribadi, maka proses menjadi sekadar rapat biasa. 

Sadar bahwa proses tidak mudah dan lama. Setiap orang itu memiliki proses cara yang unik dan berlainan. 

Maka dalam perbedaan itu dapat diungkapkan dengan ekspresi dan gaya yang berbeda-beda, tidak perlu takut dengan situasi yang berbeda, karena itulah kenyataan yang harus dialami dan diterima. 

Kesabaran itu harus tetap disadari sebagai proses untuk menerima untuk tidak masuk dalam suatu keterpaksaan. Dalam discerment bersama sangat diperlukan ada basis yang sama untuk semua. Basis itu dapat berupa nilai yang sama diterima sebagai kerangka dasar, dapat juga menjadi visi, tujuan hidup, proyek bersama, keyakinan dan kesepakatan dasar. 

Ada baiknya setiap orang yang ingin mengambil sebuah keputusan  sadar bahwa di dunia ini banyak variasi, jalan, dan sarana untuk mengembangkan sesuatu. 

Keterbukaan dalam sarana dan jalan ini membuat orang lebih mudah membuat keputusan bersama daripada bila orang mati-matian harus berpegang pada cara dan jalan tertentu saja. 

Terbuka dalam komunikasi. Untuk penting juga dalam discernment bersama adalah kemampuan untuk berkomuniksi dengan teman-teman. Dalam diskusi bersama di sana-sini perlu memperhitungkan keahlian yang lain sebagai narasumber. 

Beberapa narasumber yang mengerti situasi, tempat, lingkungan, dan masyarakat sekitar serta harga dan juga berbagai hal yang berkaitan dengan kebutuhan dalam diskusi ini.

Persoalan/bahan diungkapkan dengan jelas. Seperti halnya discernment pribadi, discernment bersama juga harus diungkapkan dengan sangat jelas, dengan tenang sehingga semua orang mengerti maksud dan tujuan sebuah persoalan diungkapkan.

Bahan pertimbangan lain dalam discernment adalah persoalan tempat dan waktu. 

Tempat di mana setiap orang merasa nyaman dan tenang akan sangat membantu, demikian juga dengan persoalan waktu, jika pemilihan waktu ingin menjadi sangat tepat dengan dengan tidak mengganggu yang lain akan sangat membantu orang melakukan discernment.

Hal-hal yang memengaruhi pemilihan

1. Kedewasaan seseorang 

Kedewasaan orang memiliki pengaruh dalam melakukan pemilihan dan pengambilan keputusan dalam hidup. 

Orang yang dewasa dapat berfikir lebih tenang, kritis, seimbang dalam pemikiran, mampu menganalisis informasi, dapat merumuskan apa yang dialami. Mereka bertanggungjawab terhadap yang diputuskan, maka tidak takut akan risiko yang ada. 

Orang dewasa pada umumnya lebih bisa mengatur emosi, dapat berfikir lebih rasional tanpa dikacaukan oleh emosi mereka.

2. Pendidikan seseorang

Orang-orang yang berpendidikan tinggi biasanya dapat mengambil keputusan dengan lebih tenang dan tepat. 

Namun ada juga makin orang yang makin tinggi pendidikannya, makin besar ketakutannya mengambil risiko.  Rasanya ketakutan ini bila menjadi dominan akan mengacaukan sebuah keputusan. 

3. Kompleksitas persoalan

Semakin persoalan berbelit, banyak unsur yang harus dipertimbangkan dan yang memengaruhi, semakin orang akan lama mengambil keputusan, sedangkan orang yang sederhana persoalannya semakin sederhana juga orang mengambil keputusan. 

Dalam hal ini perlu dibekali keterampilan untuk memisah-misahkan, menganalisis unsur-unsur yang terkait, sehingga tidak bingung dalam melihatnya. 

4. Keberanian menganalisis

Keberanian untuk mengambil risiko sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan. Orang yang selalu takut akan risiko, tidak akan berani mengambil suatu keputusan.

Orang yang perfeksionis, yang selalu ingin sempurna biasa akan lebih takut mengambil keputusan, karena mereka belum berani mengatakan ya bila sesuatu itu belum tampak sempurna.

5. Sifat dan karakter 

Orang yang mudah bingung akan lebih sulit mengambil keputusan dalam hidupnya, sedangkan orang yang punya sifat tenang, tidak bingung akan lebih mudah mengambil keputusan. 

Karakter orang yang disiplin dalam hidup sering mempermudah orang mengambil keputusan untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. Pengalaman orang. 

Orang yang jarang melakukan pemilihan dan mengambil keputusan penting dalam hidup, biasanya mengalami kesulitan dalam memutuskan hal yang penting. 

Maka dalam hal ini sangat penting bahwa sejak kecil pun, dalam tingkatnya seseorang itu dilatih untuk mengambil keputusan dan bertanggungjawab terhadap keputusan yang diambil.

Kesimpulan

Discernment adalah suatu proses yang membantu setiap orang untuk menentukan pilihan yang terbaik di dalam kehidupannya. Discernment merupakan proses yang terjadi tanpa kemampuan seseorang semata-mata. Discernment terjadi dengan melibatkan Sang Ada.

Dom Asteria
12 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun