Dalam tafsir Taisir Al Karim Ar Rahman, Abdurrahman As Sa'di menyampaikan tujuan utama hijrah, yaitu mendapatkan ketenangan. Pada hakikatnya, semua merupakan bentuk pertolongan dari Allah SWT. Ada beberapa jenis hijrah, di antaranya:
- Hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan;
- Hijrah hati, yaitu meninggalkan yang tidak diridhaiNya dan berpindah pada hal yang dicintaiNya;
- Hijrah dari keyakinan yang bersifat tahayul, kurafat dan bid'ah, menuju keyakinan yang berlandaskan sunah; serta
- Hijrah dari kebiasaan jahiliah, baik secara berpakaian, makan, maupun bergaul.
Hijrah, dalam konteks agama Islam, tidak hanya merujuk pada perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mencakup perubahan pikiran, hati, dan perilaku dari yang tidak baik menuju pada hal baik.
Lalu, bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?
1. Memahami Makna Sejati Hijrah
Hijrah dalam agama Islam mengandung makna yang dalam, yaitu meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam dan beralih kepada kehidupan yang lebih baik sesuai dengan syariat. Ini melibatkan perubahan positif dalam pikiran, sikap, dan perilaku kita menuju kedamaian, kesejahteraan, dan keberkahan.
2. Meninggalkan Diri dari Dosa dan Keburukan
Hijrah dalam hidup kita dapat dimulai dengan meninggalkan dosa-dosa dan keburukan yang menghalangi kita dari mencapai kedamaian dan kebahagiaan sejati. Ini bisa berupa kebiasaan buruk, perilaku negatif, atau lingkungan yang tidak sehat yang perlu kita tinggalkan demi kebaikan diri kita sendiri.
3. Membangun Hubungan yang Baik dengan Allah SWT
Hijrah juga mencakup memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT melalui ibadah, doa, dan taqwa. Dengan mendekatkan diri kepada-Nya, kita akan merasakan kedamaian batin yang mendalam dan perlindungan dari segala kegelisahan dan ketakutan.
4. Menjaga Kedamaian Batin