Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bagaimana Gambaran Perjalanan setelah Kematian?

29 Desember 2022   13:28 Diperbarui: 29 Desember 2022   13:38 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika kematian datang, itu bukanlah akhir dari segalanya. Karena sesungguhnya kematian hanya pintu awal menuju perjalanan yang abadi yang perlu diresapi dengan iman, karena dengan iman itulah kita akan menilik setiap hikmah yang ada untuk dijadikan pelajaran sekaligus bekal untuk hari akhir. 

Mengutip dalam Tafsir Al-'Usyr Al-Akhir dari Al Qur'an Al Karim, berikut adalah gambaran perjalanan abadi yang akan dilewati oleh setiap makhluk,yaitu:

Persinggahan awal menuju ke akhirat. Ia merupakan lubang neraka bagi orang kafir dan orang munafik, namun merupakan taman bagi orang mukmin. Ada siksa di dalam kubur atas beberapa maksiat, seperti: tidak membersihkan diri dari air kencing, mengadu domba, berkhianat dalam hal rampasan perang, dusta, tidur melalaikan shalat, tidak membaca Al-Qur'an, berzina, homoseksual, riba, tidak membayar hutang dan sebagainya. 

Yang dapat menyelamatkan dari siksa kubur adalah: amal saleh yang ikhlas karena Allah. berlindung kepada Allah dari siksa kubur, membaca Surat Al-Mulk dan sebagainya. Yang dilindungi dari siksa kubur adalah: orang yang mati syahid, orang yang menjaga perbatasan dari musuh, orang yang meninggal pada hari Jum'at, orang yang meninggal karena sakit perut, dan sebagainya.

  • Tiupan Sangkakala

lalah sangkakala besar yang dikulum oleh Israfil. menunggu kapan diperintahkan untuk meniupnya, yaitu: tiupan faza (kematian). Dan berdasarkan firman Allah: Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (An-Naml: 87)

Maka hancurlah alam semesta. Kemudian setelah empat puluh masa ditiuplah dengan tiupan ba'ts (kebangkitan), berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing)." (Az-Zumar: 68)

 

Kemudian Allah menurunkan hujan, maka tumbuhlah jasad-jasad (dari sebiji tulang pangkal ekor) dan menjadi ciptaan baru yang tidak mati. Mereka berbaris dalam keadaaan tidak beralas kaki dan tidak berpakaian. Mereka bisa melihat para malaikat dan jin, bergegas sesuai dengan amal perbuatan mereka.

Allah mengumpulkan semua makhluk untuk dihisab. Mereka semua berada dalam kondisi ketakutan seperti orang mabuk, pada hari yang agung masanya setara dengan lima puluh ribu tahun. Seakan-akan dunia mereka hanyalah sesaat saja. Matahari menjadi dekat sejauh satu mil, dan manusia tenggelam dalam keringat mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. Pada hari itu terjadi perseteruan antara orang-orang yang lemah dan para pembesar mereka (ketika di dunia). Orang kafir berseteru dengan sesamanya, dengan setannya dan dengan anak buahnya, dan mereka saling melaknat. 

Orang yang zhalim akan menggigit kedua tangannya. Neraka Jahannam pun didatangkan, ditarik dengan tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat. Jika orang kafir melihatnya, ia berharap menjadikan dirinya sebagai tebusan atau menjadi debu. Adapun para pelaku maksiat, maka orang yang tidak membayar zakat, hartanya dijadikan lempengan api lalu ia disetrika dengannya. Sedang orang-orang yang sombong dan angkuh, mereka dikumpulkan bagaikan semut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun