Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakikat Surga dan Kenikmatannya (Bagian I)

13 Desember 2022   17:26 Diperbarui: 13 Desember 2022   17:41 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surga merupakan balasan pahala yang sangat besar, yang telah disediakan Allah untuk hamba-hamba-Nya yang taat mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya; demikian tulis Umar Sulaiman Asy-Qari' dalam kitabnya, Al-Yaumul Akhir, Al-Jannatu wan naar. Allah telah melengkapi surga dengan berbagai macam kenikmatan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

Artinya: "Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah [32]: 17)

Tidak diragukan lagi bahwa kebahagiaan orang-orang yang beriman adalah ketika mereka dipersilakan untuk memasuki surga dengan penuh rasa hormat, dan saat mereka telah berada di depan pintunya, pintu-pintu surga itu segera terbuka, kemudian para malaikat yang mulia menyambut kedatangan mereka  dengan ucapan selamat dan salam sejahtera. Sungguh, Allah telah berfirman:

Artinya: "Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan. Sehingga apabila mereka sampai kepadanya (surga) dan pintu-pintunya telah dibukakan, penjaga-penjaganya berkat kepada mereka, Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu berbahagialah kamu! Maka masuklah, kamu kekal di dalamnya." (QS. Az-Zumar [39]: 73)

Ayat di atas menerangkan bahwa para penghuni surga akan mendapatkan kenikmatan yang sangat besar dari Allah. Dia akan melimpahkan kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai balasan atas perbuatan baik mereka selama di dunia.

Jika neraka merupakan tempat yang Allah sediakan untuk menyiksa orang-orang yang berdosa dan durhaka kepada-Nya, maka surga adalah tempat kembalinya orang-orang yang beriman dan bertakwa. 

Jika dosa membawa pelakunya pada kehinaan dan penyesalan di akhirat, maka pahala akan mengantar seorang hamba menuju kenikmatan abadi di surga. Mereka kekal di dalamnya dalam usia yang sebaya dan dimanjakan dengan berbagai macam kenikmatan yang tak ada habis-habisnya.

Allah tak pernah mengingkari janji-Nya. Allah akan selalu membalas setiap perbuatan seorang hamba dengan balasan yang setimpal. Jika seorang hamba melakukan dosa dan melakukan kesalahan, sementara sang hamba yang melakukan dosa tersebut tidak berkeinginan untuk memohon ampun kepada-Nya, maka Allah akan menyediakan baginya siksa dan azab yang pedih di akhirat.

Sedangkan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta selalu melakukan amal-amal saleh, maka di sediakan balasan pahala yang besar di sisi-Nya, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan.

Surga merupakan tempat kembali yang dipenuhi dengan kenikmatan dan kesenangan. Para penghuni surga adalah orang- orang yang baik dan bersih hatinya, tidak ada dengki dan hasad, karena Allah telah mencabut berbagai macam penyakit hati yang menghinggapi mereka sewaktu hidup di dunia. Para penghuni surga bersaudara dan saling mencintai, meskipun di antara mereka ada yang belum saling kenal. Allah berfirman:

Artinya: "Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (QS. Al-Hijr [15]: 47)

Allah tak pernah mengingkari janji-Nya. Pada hari kiamat kelak, semua manusia dari Nabi Adam sampai manusia terakhir akan lelah dari kubur. Mereka bangkit dalam keadaan telanjang, kecuali para nabi dan rasul. Kemudian mereka akan diberi pakaian yang terbuat dari sutra yang tidak kotor dan lusuh. Mari kita perhatikan firman Allah berikut:

Artinya: "Mereka berpakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan memakai gelang yang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih (dan suci)." (QS. Al-Insaan [76]: 21)

Bahkan, para penghuni surga juga akan dibangkitkan dengan wajah dan bentuk fisik seperti Nabi Adam as. Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda:

"Para penghuni surga akan dibangkitkan dengan wajah seperti wajah Nabi Adam 'alaihissalam, dalam usia antara tiga puluh tahunan, berambut pendek, belum berjenggot, dan matanya bercelak. Mereka pergi menuju salah satu pohon di surga kemudian mengambil pakaian dari pohon tersebut. Pakaian mereka tidak lusuh dan masa mudanya tidak akan pernah habis." (HR. Bukhari)

Dari hadits di atas, kita memperoleh keterangan bahwa para penghuni surga tidak akan bertambah tua. Mereka berusia sebaya. Para penghuni surga selalu terjaga kebersihannya, tidak kencing, tidak beringus, tidak pernah berduka cita, dan tidak pernah merasakan kepayahan. Mereka dimanjakan dengan berbagai macam kenikmatan yang tak ada habis-habisnya. Para penghuni surga juga diberi buah-buahan segar sesuai dengan yang mereka inginkan.

Referensi: Musyafa, Haidar. (2018). Hidup Sesudah Mati. Yogyakarta: Checklist

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun