Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Keadaan Manusia Saat Dikumpulkan di Padang Mahsyar Kelak?

6 Desember 2022   17:05 Diperbarui: 6 Desember 2022   17:22 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik.com

Sebagai orang yang beriman kepada Allah, tentunya kita percaya adanya hari kiamat dan hari kebangkitan. Pada saat itu, semuanya akan tampak bermiliar-miliar manusia sejak dari zaman Nabi Adam as sampai manusia terakhir, dibangkitkan dari kuburnya, digiring, dan dikumpulkan di sebuah tempat yang sangat luas, yaitu Padang Mahsyar. Allah berfirman:

Artinya: "Celakalah manusia! Alangkah kufurnya dia! Dari apakah Dia (Allah) menciptakannya? Dari setetes mani, Dia menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian jalan-nya Dia mudahkan, kemudian Dia mematikannya lalu menguburkannya, kemudian jika Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali." (Q.S.'Abasa (80): 17-22)

Ibnu Abbas ra berkata bahwa Rasulullah saw berkhotbah seraya bersabda:

"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan masih berkulup (belum dikhitan).

Artinya: (Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami akan memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. (Suatu) janji yang pasti kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. (QS. Al-Anbiyaa [21]: 104)" (HR. Bukhari)

Setelah semua manusia, jin, binatang, dan makhluk hidup lainnya diperintah oleh Allah SWT dari dalam kubur, mereka semua akan berangkat menuju Padang Mahsyar. Di sana, mereka akan mendapat pengadilan dari Allah atas semua perbuatan amal mereka selama hidup di dunia. Kemudahan ataupun kesulitan yang akan dihadapi mereka saat ditinggalkan, tergantung pada amal perbuatan mereka tersebut.

Lalu, bagaimana keadaan mereka di Padang Mahsyar?

Manusia dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan yang berbeda-beda. Banyak riwayat hadits menyebutkan bahwa kea- daan mereka sangat berat, sehingga setiap orang hanya me- mikirkan diri dan nasibnya masing-masing. Mereka berada dalam suasana yang sangat sulit, panas, dan merasa sangat kehausan dan kelaparan. Mereka semua ingin segera terbebas dari situasi yang sangat sulit di Padang Mahsyar tersebut. Mereka ingin segera diberi keputusan, apakah mereka akan dimasukkan ke surga atau neraka.

Dalam kondisi serba sulit di Padang Mahsyar tersebut, mereka akan mendatangi para nabi dan rasul terdahulu untuk meminta syafaat. Namun, para nabi dan rasul itu menolak. Kemudian mereka mendatangi Rasulullah saw untuk memohon pertolongan, dan beliau akhirnya bersedia meminta kepada Allah SWT agar segera diadakan keputusan dan menenangkan atas nasib buruk mereka, agar mereka segera terbebas dari kesulitan dan kesengsaraan di Padang Mahsyar.

Di Padang Mahsyar, semua amal perbuatan manusia akan dihitung. Kepada masing-masing manusia, akan diberi sebuah buku catatan amal perbuatannya sejak ia dilahirkan sampai meninggal. Semua manusia akan menerima semacam dokumentasi perbuatannya di dunia. Semuanya tercatat secara detail dan rapi lengkap dengan waktu dan tempatnya, baik perbuatan baik maupun buruk. Tidak ada satu pun yang terlewatkan dari pengawasannya.

Pada hari itu, semua perbuatan amal akan dimintai pertanggungjawaban. Seluruh anggota badan akan menjadi saksi atas apa yang telah mereka perbuat selama hidup di dunia. Mulut terkunci dan hanya anggota tubuh yang akan berbicara memberikan kesaksian dan pengakuan atas semua perbuatannya di hadapan Allah.

Tidak ada satu amal perbuatan pun, baik yang dilakukan secara lahir maupun batin, yang tidak dimintai pertanggungjawaban nya oleh Allah. Sejenak, mari kita cermati firman Allah berikut:

Artinya: "Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang melakukan kejahatan seberat zarrah, pasti dia akan melihat (balasan)nya." (QS. Az-Zalzalah [99]: 7-8)

Mereka semua akan menerima buku catatan amal perbuatan mereka selama hidup di dunia. Adapun cara mereka menerima buku catatan amal perbuatan itu berbeda-beda. Ada manusia yang menerima buku catatan amalnya dari arah depan, ada juga yang menerimanya dari arah belakang. Ada yang menerimanya dengan tangan kanan, ada juga yang menerimanya dengan tangan kiri. Cara mereka menerima buku catatan amal perbuatan ini pun akan menjadi salah satu penentu nasib mereka di alam akhirat.

Artinya: "Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang, maka dia akan berteriak, 'Celakalah aku!" (QS. Al-Insyiqaaq [84]: 7-11)

Sahabat, ingatlah bahwa kita semua kelak akan dihisab. Semua amal perbuatan kita akan dihitung di hadapan-Nya. Dalam proses perhitungan tersebut, mulut dikunci rapat-rapat, kaki dan tangan bercerita, semua anggota badan menjadi saksi nyata yang berkata apa adanya tanpa dusta. Sungguh, Allah telah berfirman:

Artinya: "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang terlebih dahulu mereka kerjakan." (Q.S. Yaasiiin [36]: 65)

Ketika proses perhitungan amal perbuatan telah selesai, tahapan selanjutnya adalah penimbangan amal perbuatan yang disebut. Saat itu, Mizan akan Diletakkan. Orang-orang yang berat menimbang amal kebaikannya, dia akan mendapatkan surga. Sebaliknya, siapa saja yang amal kebaikannya lebih ringan dari pada keburukannya, maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Mari kita perhatikan firman Allah SWT berikut ini:


Artinya: "Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tidak ada seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami datangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan." (QS. Al-Anbiyaa [21]:47)


Pada hari perhitungan inilah, setiap orang akan diadili dengan seadil-adilnya, semua amal perbuatan akan ditimbang dengan timbangan yang tepat, tidak ada satu pun perbuatan yang lepas dari perhitungan-Nya. Orang-orang yang baik timbangan amalnya akan menerima catatan buku amal perbuatannya dari sebelah kanan, kemudian mereka akan kembali kepada teman dan saudaranya dengan penuh kegembiraan.

Sedangkan orang-orang yang buruk menimbang amal buatannya, akan menerima buku catatan amal perbuatannya dari arah belakang, kemudian mereka akan mengeluh dan kembali ke teman serta saudaranya dengan wajah diliputi kesedihan dan berkeluh kesah. Hal ini telah digambarkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

Artinya: "Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari belakang, maka dia akan berteriak, Celakalah aku! Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)." (QS. Al-Insyiqaaq [84]: 7-12)

Daftar Pustaka:  Musyafa, Haidar. (2018). Hidup Sesudah Mati. Yogyakarta: Checklist

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun