Mohon tunggu...
UCARE INDONESIA
UCARE INDONESIA Mohon Tunggu... Administrasi - Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Lembaga yang mengelola dana ZISWAF dan dana kemanusiaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

9 Penyebab Belum Terkabulnya Doa!

21 November 2022   14:18 Diperbarui: 21 November 2022   14:24 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: freepik.com/faizaminudin

Sebagai seorang manusia, tentunya kita sudah terbiasa berdoa dan bermunajat kepada-Nya. Sering kita memohon pada Allah Ta'ala dengan doa, agar semua kebutuhan dan keinginan kita dipenuhi. Bahkan, ketika kita benar-benar membutuhkan sesuatu yang sangat kita perlukan, tak jarang kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan mengiba dalam tangis-tangis kesungguhan.

Alangkah bahagianya jika doa yang kita panjatkan kepada Allah Ta'ala bisa dikabulkan dalam waktu yang singkat. Namun, tidak jarang kita merasa kecewa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala saat apa yang kita minta kepada-Nya seakan tidak ada jawaban. Lantas kita resah dan gelisah. Hati dan pikiran kita dipenuhi dengan berbagai macam prasangka jelek kepada Allah Ta'ala.

Ketika kita merasa bahwa doa kita belum dikabulkan oleh Allah Ta'ala, semestinya kita harus menyadari bahwa ada hal-hal yang barangkali menyebabkan doa kita tidak segera dikabulkanNya. 

Berikut adalah beberapa hal yang menjadi penyebab doa belum terkabul, di antaranya:

1. Bisa jadi Allah Ta'ala menunda pengabulan doa kita karena kita belum memenuhi semua syarat-syarat dalam berdoa. Mungkin masih ada tata cara dan adab-adab berdoa yang belum kita penuhi, sehingga doa kita menjadi kurang sempurna.

2. Bisa jadi Allah Ta'ala tidak mengabulkan doa kita karena masih ada dosa-dosa yang belum kita mintakan tobat. Sebab, dosa yang tidak kita mintakan tobat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membuat diri kita jauh dari rahmat dan pertolongan-Nya. Karena dosa-dosa yang tidak kita mintakan tobat ini pula yang menyebabkan diri kita mendapat siksa baik di dunia atau di akhirat.

3. Terkadang Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mengabulkan doa kita karena makanan yang kita konsumsi subhat atau haram. Mungkin juga karena ada hak-hak milik orang lain pada diri kita dan belum kita kembalikan kepada pemiliknya. yang ada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hai Sa'ad makanlah makanan yang baik-baik, niscaya engkau menjadi orang yang doanya akan dikabulkan oleh Allah Swt." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Bisa jadi Allah Ta'ala tidak mengabulkan apa yang kita minta karena kita terburu-buru dalam berdoa. Ini berdasar pada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk suatu perbuatan dosa atau memutus kan silaturahim atau tidak teerburu-buru ingin cepat dikabulkan". Kemudian ada seorang sahabat yang bertanya, "Wahai Rasulullah saw., apakah yang dimaksud dengan terburu-buru itu? "Rasulullah saw, menjawab, "Yaitu dia mengatakan. Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi aku tidak melihat doaku dikabulkan," sehingga kemudian dia mengabaikan dan meninggalkan doanya tersebut." (HR. Imam Muslim)

5. Berdoa untuk sesuatu yang dilarang atau tidak disukai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Artinya, meminta kepada Allah Ta'ala untuk sesuatu yang tidak disukai Allah Ta'ala dan membahayakan orang lain, misalnya berdoa untuk memutuskan silaturahmi, berdoa agar Allah Ta'ala menurunkan bala kepada seseorang yang tidak kita senangi, ataupun berdoa untuk sesuatu yang dilarang.

6. Berdoa tidak dengan tatacara ataupun adab-adab yang telah diajarkan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Misalnya kita berdoa dengan adab-adab yang melampaui batas, berdoa dengan berteriak-teriak, berdoa dengan nada seperti membaca puisi/bernyanyi, atau berdoa dengan rangkaian kata yang kurang disukai Allah Subhanahu wa Ta'ala. Terkait hal ini Allah Ta'ala berfirman:

"Berdoalah kalian kepada Tuhanmu dengan membatasi diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. Al-A'raf 171:55)

7. Berdoa dengan setengah hati. Maksudnya, kita kurang sungguh-sungguh dalam berdoa. Ini sesuai dengan sebuah Hadis yang menyatakan:

"Sesungguhnya Rasulullah saw., bersedih, Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan dalam doanya, 'Ya Allah ampunilah aku jika Engkau mau. Seharusnya dia bersungguh-sungguh dalam permintaannya atau dalam doanya, karena tidak ada sesuatu pun yang dapat memaksa Allah untuk melakukan sesuatu." (HR. Bukhari dan Muslim)

8. Bisa jadi Allah Ta'ala tidak mengabulkan doa kita di dunia, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan doa kita tersebut sebagai tabungan/investasi di akhirat kelak. Atau bisa jadi Allah Ta'ala tidak mengabulkan doa kita karena Dia ingin menghapuskan keburukan-keburukan kita. 

Telah diriwayatkan dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu'anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam pernah mengenang, "Jika di atas bumi ada seorang muslim yang berdoa kepada Allah Swt., dengan satu doa, maka Dia akan mengabulkan doa itu atau akan menghilangkan keburukan darinya, selagi ia tidak melakukan dosa atau memutuskan hubungan kekerabatan." Kemudian ada orang yang bertanya, Bagaimana jika kita memperbanyak doa ya Rasulullah? Nabi saw, melewatkannya, Allah akan lebih banyak lagi mengabulkan doanya atau menghilangkan keburukan darinya." (HR. At-Tirmidzi, Al-Hakim, dan Ahmad)

9. Bisa jadi Allah Ta'ala akan mengabulkan doa kita pada saat yang tepat. Allah 'Azza wa jalla adalah Zat yang Maha Mengetahui. Apa yang kita pandang sebagai kebaikan pada saat ini belum tentu baik menurut pandangan Allah Ta'ala. Jika doa kita belum dikabulkan oleh Allah Ta'ala saat sekarang, bersabarlah. Sebab bisa jadi Allah Subhanahu wa Ta'ala akan mengabulkannya pada hari yang sudah tepat.

Karenanya, dampingi doa-doa dan harapan yang kita panjatkan dengan terus berprasangka baik padaNya serta amalan-amalan terbaik, seperti zakat, infak dan sedekah. 

Referensi: Musyafa, Haidar. 2014. Hidup Berkah dengan Doa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun