Dalam sayup bising kipas menderu
Gelapnya malam buram di jendelaku
Sudut kamar gelap hampir menyeluruh
Berbalut selimut tubuhku telah runtuh
Tadi, beberapa hal disebut kenangan mengunjungi daku
Kusila dan jamu mereka di ruang tamu
Kubiarkan mereka duduk dulu, mengesap tehnya sebab ini bakal memakan waktu
Ditanyakannya sebuah nama yang tak pernah luput dari sejumput resah
Dinyatakannya beberapa kisah yang tak pernah lekang dari pikiran lusuh
Baik-baik aku menjawab, kutakuti mereka menyiksaku lagi seperti dahulu
Di mana salah menjawab diganjar mengingat lagi semua kisah itu
Di mana tak mampu mengingat atau ragu maka aku tak lagi memiliki ruh
Mereka berkata, "Ayo, ingatlah aku!"
Sementara aku menyesap tehku yang tiada lagi hangat dahulu. "Aku tak pernah pikun akan apa yang lalu!"
Argumen yang kami diberi dan saling lempar lebih panas daripada teh yang kuseduh
Semalam, oleh banyak kenangan dalam sosok bayang tak bertubuh aku bersauh
Dan kini, rontoklah hidupku, hidupku, hidupku
Kalah, roboh, runtuh, oleh sesuatu yang kenangan sebut dengan kamu
- Sumbawa, 27 Agustus 2018