Baca:   Lukas 2              12 Pengakuan Percaya           Maujawa, 25 Desember 2022
Nats: Â Â Yohanes 3:16
Setelah beberapa minggu kita merenungkan hal yang bekaitan dengan peringatan akan kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus; minggu lalu kita rerungkan Firman-Nya dalam satu tema: "Sambutlah Kasih yang besar itu" saat ini tema yang mirip "Inilah Kasih itu"
Saudara-saudaraku yanterkasih di dalam kasih Yesus!
Nats pagi ini, Yohanes 3:16 menjadi ayat emas, mengapa? Karena inilah jawaban yang sudah sekian abad dijanji oleh Tuhan sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3:15) dan bahkan janji yang sangat dinantikan, diteliti, diselidiki dan diharap oleh segala makluk.
Hal kasih yang diperlihatkan kepada manusia adalah bagaimana Allah mengatakan bahwa Ia adalah kasih murni inisiatif Allah dan terus menjaga dan memelihara janji itu.
Manusia tidak memiliki kasih dan tidak sanggup akan melakukan kasih baik pada Allah maupun pada manusia. Padahal initi Torat adalah kasih (Mat.22:37-40). Dilihat dari ketidaksanggupan manusia dalam melakukan kasih itu, maka Allah sendiri berinisiatif memberi kasih yang besar itu, yaitu Yesus Kristus.
Kini oleh Dia kasih Allah diperoleh sehingga oleh kasih itu menyelamatkan kita (Mazmur 103). Hal itu bukannya karena kita, ini kasih karunia dan rahmat Allah saja (Ef. 2:8-9), sebab kita jijik dihadapan Allah (Rom. 5:12), kini, oleh kelahiran Sang Kasih itu menyatakan hubungan sorga dan bumi dipereratkan kembali oleh Kasih.
Kasih yang telah dengan jelas dilukiskan di hadapan kita, menggambarkan betapa Allah mau supaya kita beroleh hidup yang kekal dan tidak binasa.
Sadarkah kita bahwa kita oleh Dia (Kasih) itu menerima segala janji Allah? Dan adakah kita tahu bahwa kita tidak layak menerima Kasih itu, sebab hanya karena Kasih itulah yang membuat kita hidup dalam kasih? Inilah karunia Allah yang besar.
Kasih-Nya besar, tidak habis dan tidak terpuruk oleh keadaan. Kasih-Nya tidak berkeseduhan, tidak habis-habisnya dan tidak pernah berhenti.
Kasih ini pula yang dasari kasih kita pada-Nya dan direfleksikan dalam hubungan kita dengan sesama. Jika Allah mengasihi kita tanpa berpikir keadaan kita, Ia pun mau supaya kita hidup dalam kasih yang tulus (Agape), hal itu dijelaskan dalam I Kor. 13.
Ingat, Ia tidak sekedar berkata tentang kasih, Ia wujudkan melalui pengorbanan yang sungguh sejak kelahiran-Nya hingga kematian-Nya di atas kayu salib, sebagai kematian yang terkutuk. Salib merupakan kenyataan dari dari kasih itu, yang telah membeli kita dari kuasa maut (Yes. 53:10; Ikor. 15:3; Roma 3:25)
Kasih Allah utuh bagi kita, maka baiklah kasih kita bagi Dia pula utuh dan total (Mazmur. 105)
Kasih-Nya melebihi segala kasih yang ada di dalam dunia ini, sehingga marilah kita berkata: Ef. 3:18-19). Sudakah engkau percaya akan Kasih itu? Jika ia, engkau selamat dan jika tidak engkau binasa.
Amin
-----------------LDJ---------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H