Kasih ini pula yang dasari kasih kita pada-Nya dan direfleksikan dalam hubungan kita dengan sesama. Jika Allah mengasihi kita tanpa berpikir keadaan kita, Ia pun mau supaya kita hidup dalam kasih yang tulus (Agape), hal itu dijelaskan dalam I Kor. 13.
Ingat, Ia tidak sekedar berkata tentang kasih, Ia wujudkan melalui pengorbanan yang sungguh sejak kelahiran-Nya hingga kematian-Nya di atas kayu salib, sebagai kematian yang terkutuk. Salib merupakan kenyataan dari dari kasih itu, yang telah membeli kita dari kuasa maut (Yes. 53:10; Ikor. 15:3; Roma 3:25)
Kasih Allah utuh bagi kita, maka baiklah kasih kita bagi Dia pula utuh dan total (Mazmur. 105)
Kasih-Nya melebihi segala kasih yang ada di dalam dunia ini, sehingga marilah kita berkata: Ef. 3:18-19). Sudakah engkau percaya akan Kasih itu? Jika ia, engkau selamat dan jika tidak engkau binasa.
Amin
-----------------LDJ---------------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H