Mohon tunggu...
Layuza
Layuza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Mataram

Mahasiswa yang juga aktif dalam organisasi dan lembaga kemasyarakatan. Suka menulis puisi, opini, dan karya ilmiah. Selain mendalami bidang bahasa, tertarik juga untuk mempelajari psikologi dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jejak Spiritual di Tengah Krisis Identitas: Mengatasi Masalah Mental Gen-Z Dengan Neosufisme

24 Januari 2024   13:53 Diperbarui: 24 Januari 2024   14:08 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Neo-Sufisme berprinsip pada khudz ma shafa, da' ma qadara (ambil yang baik dan buang yang buruk) dan dalam kaidah ushul fiqh, al-muhafadzah 'alal qadim as-shalih, wal akhdzu bil jadid al-ashlah (mengadopsi capaian generasi lama yang baik dan membangun capaian baru yang lebih baik). Artinya Neo-Sufisme mengajak kita untuk hidup dalam keseimbangan, ikut serta dalam perkembangan modernisme tapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan utama dan mengajak kita untuk berperan aktif dalam memajukan pendidikan, ekonomi, dan politik umat, terutama Gen-Z yang akan menjadi penerus generasi.

Neo-Sufisme mengembalikan makna hidup mendalam yang telah lama direnggut oleh kapitalisme. Zuhud tidak lagi bermakna menjauhi dunia, tapi menggunakan dunia sebagai kendaraan menuju kebahagiaan akhirat. Uzlah bukan berarti menyendiri dan menghindari interaksi sosial, tetapi memilih circle yang baik, bergaul bersama orang-orang yang mampu mendekatkan kita pada kebaikan.

Manisnya iman dan cinta tidak hanya untuk orang yang berada dalam redupnya tempat ibadah saja, tapi juga berhak dirasakan oleh generasi muda yang berada dalam bisingnya dunia kerja. Qona'ah menjadi solusi terbaik ditengah ekspektasi tidak realistis yang dibebankan pada generasi ini. Keyakinan bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya mampu menjadi obat paling manjur bagi kekecewaan demi kekecewaan yang kita rasakan. Kasih sayang dan cinta-Nya selalu menjadi tempat pulang yang paling nyaman untuk menumpahkan segela kesedihan. Kekosongan dan rasa putus asa yang berakhir pada keinginan mengakhiri hidup akan terselamatkan dengan pintu maaf-Nya yang senantiasa terbuka.

Mari menjadi generasi muda yang mampu bersaing dengan arus modernisasi dan mengerti tujuannya diciptakan. Menjadi khalifah di muka bumi dengan menguasai berbagai disiplin ilmu tanpa melupakan kewajiban sebagai seorang hamba. Menjadi Gen-Z yang gaul tapi tetap taat kepada pencipta-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun