Mohon tunggu...
Layuza
Layuza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Mataram

Mahasiswa yang juga aktif dalam organisasi dan lembaga kemasyarakatan. Suka menulis puisi, opini, dan karya ilmiah. Selain mendalami bidang bahasa, tertarik juga untuk mempelajari psikologi dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kenapa Allah Memilih Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur'an?

17 Oktober 2022   20:10 Diperbarui: 17 Oktober 2022   20:35 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa Arab sebagaimana yang kita tahu merupakan bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa Al-Qur'an, bahasanya Nabi Muhammad SAW, bahasa Ahlul Jannah, dan bahasa yang digunakan oleh mayoritas Ulama untuk menulis kitab-kitab yang berkaitan dengan khazanah keilmuan islam. Pantas dalam hal ini Sayyidina Umar bin Khattab pernah mengatakan:

تعلم العربية لأنها جزء من دينكم

"Pelajarilah Bahasa arab. Karena ia merupakan bagian dari agama kalian."

Allah menempatkan posisi Bahasa Arab lebih mulia dan lebih tinggi dari bahasa-bahasa yang lain dengan menjadikannya bagian penting dan kunci utama untuk dapat memahami agama. Hal yang menarik adalah mengapa diantara sekian banyak bahasa yang ada Allah memilih Bahasa Arab? Pertanyaan ini muncul dibenak saya sudah cukup lama, pertanyaan ini juga menjadi salah satu alasan yang mendorong saya untuk mempelajari Bahasa Arab lebih dalam lagi, untuk menemukan keistemewaan yang ada pada Bahasa Arab yang membedakannya dengan bahasa-bahasa yang lain. Dan ternyata Allah sudah menjawabnya dalam QS.Yusuf ayat 2:

ِنَّآ أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

"Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al-Qur'an) dengan berbahasa arab agar kamu mengerti ."

Dalam kitab Tafsir Jalalain yang ditulis oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan dilanjutkan oleh murid beliau Imam Jalaluddin As-Suyuthi, dijelaskan lafadz لعلكم تعقلون (agar kamu mengerti) itu ditujukan kepada bangsa Arab khususnya penduduk Mekkah(Al-Mahalli & As-Suyuthi, 2015). Jadi, karena Rasulullah SAW dilahirkan dan hidup ditengah-tengah masyarakat yang berbahasa arab maka Al-Qur'an diturunkan dengan Bahasa Arab agar dakwah dapat diterima. Dan juga pada saat itu penduduk Mekkah sedang berlomba-lomba membuat syair terbaiknya. Kemudian, Al-Qur'an turun dengan Bahasa Arab yang begitu indah agar penduduk Mekkah mengerti bahwa Al-Qur'an tidak mungkin dibuat oleh manusia.

Akan tetapi, Imam Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi ad-Damasyqi dalam kitab beliau Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan makna ayat ini, sebagai berikut:

لأن لغة العرب أفصح اللغات وأبينها وأوسعها وأكثرها تأدية للمعاني التى تقوم بالنفوس، فلهذا أنزل أشرف الكتب بأشرف اللغات، على أشرف الرسل بسفارة أشرف الملاءكة

"Karena Bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang, paling luas, dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia. Karena itulah Allah menurunkan kitab-Nya dengan bahasa yang paling mulia diantara bahasa-bahasa lainnya yang disampaikan-Nya kepada Rasul yang paling mulia, yang kemuliaannya lebih dari kemuliaan para malaikat (Katsir, 2010)."

Prof. Dr. Quraisy Shihab, M.A dalam kitab beliau Tafsir al-Mishbah juga menjelaskan:

"Bahasa Arab memiliki 12 juta kosa kata. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki suatu bahasa maka bisa kian jelas pengertian yang diantarkannya (Shihab, 2017)."  

Jadi bisa disimpulkan bahwa Al-Qur'an diturunkan dengan Bahasa Arab karena hanya Bahasa Arab-lah yang dapat menjelaskan kedalaman makna, keindahan bahasa, dan kemukjizatan Al-Qur'an yang tidak dapat dijelaskan dengan bahasa-bahasa lainnya. Meskipun gramatikal Bahasa Arab itu sendiri banyak berkembang karena tuntutan untuk memahami Al-Qur'an. Seperti adanya ilmu nahwu, shorof, dan balaghah yang disusun semata-mata agar orang arab maupun nonarab lebih mudah membaca dan memahami Al-Qur'an.

Dalam hal ini banyak yang menuduh islam bukan agama rahmatan lil'alamin hanya karena kitab sucinya berbahasa arab, tidak seperti kitab suci agama lain yang bisa disajikan dalam berbagai bahasa. Mereka beranggapan solah-olah Al-Qur'an hanya diperuntukkan untuk orang arab saja, bukan untuk seluruh manusia sebagaimana yang difirmankan oleh Allah dalam QS.Ali Imran ayat 138:

هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاِسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلمُتَّقِيْنَ

"(Al-Qur'an) ini adalah penerang bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang yang bertakwa."

Al-Qur'an memang harus dibaca dan disajikan dengan teks aslinya, yaitu Bahasa Arab. Karena kurangnya kata yang sepadan sehingga terjemahan tidak dapat mewakili makna sepenuhnya dari Al-Qur'an. Ditambah lagi dengan susunan gramatikal yang begitu indah membuat samudera makna Al-Qur'an hanya bisa diselami dengan memahami Bahasa Arab. Untuk menguatkan argumentasi ini akan saya paparkan beberapa contoh dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Kandungan Makna Yang Berbeda Pada Setiap Kata

Dalam Bahasa Arab satu kata itu bisa ditasrifkan ke dalam beberapa bentuk yang berbeda dan maknanya juga berbeda dalam setiap bentuk tersebut. Contohnya, pada QS.Ali-Imran ayat 3:

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنْجِيْلَ

"Dia menurunkan kitab Al-Qur'an kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab) sebelumnya, dan Dia menurunkan Taurat dan Injil."

Dalam terjemahan kata نَزَّلَ  dan أَنْزَلَ itu diartikan sama, yaitu menurunkan, sedangkan dalam Bahasa Arab memiliki makna yang berbeda. نَزَّلَ berarti turun secara bertahap sebagaimana yang kita tahu bahwa Al-Qur'an turun secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun, sedangkan أَنْزَلَ berarti turun secara langsung.

2. Makna Detail Pada Susunan Kata

Seringkali susunan kata dalam Bahasa Arab itu terdapat beberapa kandungan makna. Contohnya, firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 2:

ذَالِكَ الْكِتَابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُالتَّقِيْنَ

"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi orang yang bertakwa."

Lafadz ذَالِكَ itu tersusun dari beberapa unsur, yaitu:

  • ذ adalah singkatan dari هذا yang berarti ini
  • ل disana disebut lamul bu'di, menunjukkan aspek yang jauh
  • ك ialah kaaful khithab , menunjuk pada orang yang diajak bicara

Ketika Al-Qur'an turun banyak kafir Quraisy yang menuduh bahwa Al-Qur'an itu buatan Rasulullah SAW, tidak murni wahyu dari Allah SWT. Jadi, kata ذَالِكَ menegaskan bahwa kitab Al-Qur'an ini sangat jauh dari apa yang dituduhkan oleh kaum kafir Quraisy.

3. Makna Pada Huruf dan Harakat

Dalam Bahasa Arab huruf dibagi menjadi dua, yaitu huruf mabani dan huruf ma'ani. Huruf mabani ialah huruf yang tidak mempunyai makna, sedangkan huruf ma'ani ialah huruf yang mengandung makna. Tidak hanya huruf ma'ani, harakat atau baris dalam Bahasa Arab juga mempunyai makna. Misalnya, huruf ب pada lafadz:

 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

Huruf ba' dalam Bahasa Arab termasuk huruf jar yang memiliki makna ta'alluq atau ikatan yang sangat erat dan hampir tidak memiliki jarak. Sedangkan harakat kasrah bermakna pecah atau hancur. Jadi, lafadz بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ itu menggambarkan seorang hamba yang lemah, hancur, dan tidak memiliki kekuatan apapun pada dirinya. Kemudian ia mendekatkan diri dengan kedekatan yang sangat erat seolah tidak berjarak kepada Allah, Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang akan mengasihaninya dan memberikan segala kekuatan padanya.

4. Makna Pada Susunan Kaidah atau Gramatikal

Susunan gramatikal dalam Bahasa Arab itu memiliki makna yang mendalam apabila kita mau mengkajinya. Contohnya, pada firman Allah QS.An-Nur ayat 35:

اللهُ نُوْرُ السَّموَاتِ وَالأَرْضَ

"Allah adalah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi."

Dalam ilmu nahwu, lafadz Allah berkedudukan sebagai mubtada', alamat atau tandanya ialah rofa' yang disimbolkan dengan harakat dummah, dan sifatnya ma'rifat. Maknanya lebih lanjut ialah:

  • Mubtada' dalam ilmu nahwu berarti isim ma'rifat yang ada di awal kalimat. Dalam ilmu balaghah mubtada' berarti asal atau sumber dari segala sesuatu dan tidak ada yang mendahuluinya.
  • Ma'rifat menunjuk pada sesuatu yang khusus, hanya ada pada sesuatu itu tidak ada pada yang lain.
  • Rafa' berarti sesuatu yang tinggi dan terus menerus terangkat naik, sedangkan dummah yaitu sesuatu yang terkumpul sehingga menjadi sangat banyak.

Jadi ketika kita memahaminya dengan susunan gramatikal ayat diatas menjelaskan bahwa Allah adalah asal atau sumber dari segala cahaya yang ada di langit dan bumi. Cahaya itu terkumpul sangat banyak dan khusus hanya milik-Nya, tidak dimiliki oleh selain-Nya. Dan barangsiapa yang ingin mendapatkan cahaya itu haruslah dengan mendekat pada-Nya, kemudian dengan kedekatan itulah Allah akan mengangkat derajatnya setinggi-tingginya.

Dari beberapa contoh diatas kita sudah bisa melihat seberapa luas dan dalamnya cakupan makna Al-Qur'an dan itu hanya dapat dijelaskan dengan Bahasa arab. Semakin dalam kita mempelajarinya, akan semakin banyak keistimewaan yang kita temukan. Dan ketika kita mengetahui satu rahasia didalamnya, kita juga akan tahu bahwa masih sangat banyak rahasia Al-Qur'an yang belum kita ketahui. Hal ini akan mendorong kita untuk terus menerus ingin belajar lebih banyak lagi (Placeholder1)karena samudera ilmu Al-Qur'an itu tidak akan pernah ada habisnya. Kita bisa mulai menyelaminya dengan Bahasa Arab, insya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun