Saat ini guru banyak yang menghadapi situasi yang terkesan dilematis dalam mengelola siswa yang membutuhkan perhatian lebih karena sikapnya yang tidak disiplin, menganggu siswa lain, acuh terhadap aktfiitas belajar dan lain sebagainya. Menghadapi siswa yang tidak disiplin (nakal) memang menjadi tantangan bagi banyak guru, terutama di era sekarang yang menekankan pentingnya pencegahan kekerasan di sekolah.
Berikut beberapa tips yang dapat membantu guru mengatasi situasi ini secara efektif tanpa melanggar prinsip perlindungan anak:
1. Fokus pada Pencegahan, Bukan Hukuman
Alih-alih hanya berfokus pada hukuman, cobalah untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perilaku baik. Jelaskan aturan dan ekspektasi dengan jelas sejak awal tahun ajaran. Buatlah aturan yang mudah dipahami dan berikan peneguhan positif saat siswa mematuhi aturan tersebut.
2. Bangun Hubungan yang Positif
Siswa yang nakal seringkali bertindak demikian karena merasa tidak dipahami atau diabaikan. Luangkan waktu untuk mengenal siswa secara pribadi. Temukan apa yang membuat mereka termotivasi, dan tunjukkan bahwa Anda peduli terhadap mereka sebagai individu. Siswa yang merasa dihargai cenderung lebih kooperatif.
3. Gunakan Pendekatan Restoratif
Daripada menghukum secara langsung, gunakan pendekatan restoratif yang memungkinkan siswa untuk memahami dampak negatif dari perilaku mereka. Ajak mereka berdiskusi tentang bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain, dan dorong mereka untuk bertanggung jawab melalui perbaikan hubungan atau tindakan positif lainnya.
4. Pendekatan Tegas Tapi Empatik
Disiplin tidak harus berarti kekerasan atau keras secara fisik atau verbal. Guru tetap bisa tegas dengan tetap mempertahankan sikap empatik. Berbicara dengan nada tenang namun tegas, menetapkan batasan dengan jelas, dan memberikan konsekuensi yang logis bisa menjadi solusi. Misalnya, jika siswa mengganggu kelas, buat mereka bertanggung jawab atas waktu belajar yang hilang dengan cara tertentu (misalnya, menyelesaikan tugas tambahan di luar jam sekolah).
5. Libatkan Orang Tua dengan Bijak
Meski orang tua kadang cenderung membela anaknya, penting untuk melibatkan mereka dalam proses pembinaan. Komunikasikan dengan bahasa yang positif dan ajak orang tua menjadi bagian dari solusi, bukan hanya pemberi sanksi. Tekankan bahwa tujuan bersama adalah pendidikan terbaik bagi anak.