Dua-duanya maskapai milik UEA.Pesawat yang kami tumpangi ini berbadan besar mungkin jenis air bus.Terdapat dua lorong dengan deretan kursi sejajar. Uni emirate arab Ini salah satu negara di timur tengah yang melaksanan balap mobil formula one. Jadi Michael Schumaker sering balapan di sini. Begitu pun juga nanti untuk pembalap Indonesia Rio Haryanto yang terjun di F1. Cuma sayangnya dukungan dari Indonesia tidak maksimal.
Untuk penerbangan domestik yang pernah saya lalui belum pernah saya dapatkan fasilitas layar monitor untuk menonton. Mungkin karena perjalanan di Indonesia rata-rata singkat atau hanya tersedia untuk kelas bisnis saja.Makanan yang diberikan wuih jangan ditanya dari makanan ala Indonesia sampai pada aneka jus dan snack ala timur tengah. Sejenis roti-roti gitu.
Pramugarinya face arabian dengan kecantikan khas,tubuh agak tinggi dari kita orang melayu.Agak lucu kalau mereka menawarkan minum atau snack, kalau tidak mengerti sedikit bahasa english ya pasti kelabakan. Bagaimana tidak kalau nenek-nenek dan kakek-kakek dari tanah air ditanya tentang mau makan dan minum apa ya pastinya cuma melongo. Jadilah kami yang paham secuil ikut nimbrung menterjemahkan.Atau kalau pramugarinya bingung langsung minta maaf dan minta tolong tanya pada kami yang mengerti secuil english.
Pukul 11 malam waktu Abu Dhabi lewat sedikit kami pun sampai dan mendarat dengan selamat di bandara Abu dhabi.Seperti lazimnya bandara. Masih diribetkan dengan pemeriksaan barang bawaan.Menunggu di gate G.35 bersama dengan rombongan umrah dari Uzbekistan,Pakistan bangsa urdu yang mayoritas islam.Cukup riuh mendapati mereka dengan bahasanya. Mereka dalam rombongan besar dan telah memakai ihram.
Beberapa dari mereka telah mandi di mushalla bandara. Mereka pun mewakili etnis cambang dan janggut yang di biarkan panjang. Perempuannya pun dengan pakaian khas mereka. Bagi kita yang melayu mereka kelihatan cantik berbeda dengan melayu. Mungkin karena jarang menjumpai mereka.Di bandara ini anda bisa mengisi waktu dengan mengotak-atik komputer yang terpasang di lantai dasar.Memang diperuntukkan untuk para penumpang. Bisa untuk online atau sekedar bermedia sosial.
Pukul 2 dinihari waktu UEA pesawat Ettihad pun melanjutkan
perjalanan.Kali ini dengan jenis pesawat berbeda agak kecil namun fasilitas masih sama.Sekitar 3 jam dari Abu Dhabi ke Jeddah. Masih bisa menonton aneka film bergenre action,drama,sampai pada laporan Tv langsung . Dengan headset masing penumpang larut dengan film. Ada juga yang memilih tidur. Saya pun hanya dapat melek sebentar di depan monitor film berjudul PI tentang petualangan di laut kemudian menyerah tertidur.
Sekitar pukul 5 dinihari waktu setempat,Ettihad pun mendarat mulus. Maksud hati menyaksikan pemandangan kota Jeddah dari atas tak berjalan mulus. Soalnya masih malam. Yang nampak hanyalah cahaya lampu berkilauan menyebar yang menandakan Jeddah termasuk kota ramai.Pemeriksaan masuk di bandara ini cukup ketat.
Mulai dari pasport,visa dan dokumen lainnya seperti buku vaksin meningitis.Kita juga harus melalui pemeriksaan sidik jari sama ketika kita mengambil SIM. Setelah itu kita harus berdiri di depan meja petugas yang telah dilengkapi kamera. Foto kami pun di ambil satu persatu.Cukup lama prosesnya sampai selesai. Antrian membludak dari berbagai bangsa.
Namun saya rasa agak murah ketimbang beli kartu baru yang cuma bisa dipakai 10 hari.Lagian pula tidak setiap hari menelpon juga. Cuma biasanya kalau ada keluarga menelpon biasanya tidak diangkat,karena kena roaming. Pulsa kita juga terkuras. Kenapa kemudian ini mahal. Jawabnya karena Telkomsel nebeng pada fasilitas operator selular Arab Saudi. Makanya untuk menghemat saya pakai saja SMS. Cukup murah satu kali sms ke tanah air cuma Rp. 1000.Paket internet pun cukup mahal baik telkomsel sendiri. Makanya untuk kebutuhan data dan online mengandalkan wifi dari hotel yang kami tempati baik di Madinah atau di Makkah.