Buat apa saya harus menulis
Menulis untuk keabadian
Tak pernah lenyap rekaman peristiwa
Walau raga terkubur dalam bumi
Menulis menciptakan peradaban baru
Jangan pernah ragu membuat tulisan
Mulai dari diri sendiri ...
Berdasarkan tiga dasar pertimbangan di atas, maka hadirlah 33 judul puisi dalam buku ini. Sebagian besar puisi ditulis pada tahun 2020 sebanyak 16 puisi, pada 1996 sebanyak 9 puisi, yang lainnya pada 1992, 2013, dan 2015. Dilihat dari segi proses kreatif pencipataan puisi, penyair ini menulis puisi tidak terus-menerus, tetapi menulis untuk mengabadikan momen-momen penting yang berpengaruh dan berkaitan dengan kepentingan pandangan pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan rakyat kecil, kepentingan masyarakat umum, bangsa, dan negara. Karena berbagai kepentingan itu, maka tema-tema puisi yang dihadirkan dalam buku ini sangat beragam. Meskipun tema puisi beragam, namun gaya penyajian penyair konstan, yakni konvensional, minim metafora, kiasan, dan simbol. Karena bergaya konvensional, minim metafora, kiasan, dan simbol, maka 31 puisi dalam buku antologi ini gampang ditangkap maksudnya oleh pembaca. Tidak ada puisi yang susah ditangkap maksudnya. Inilah sumbangan penyair Kosmas Lawa Bagho dalam konstelasi puisi di panggung sastra NTT.Â