Mereka bertanya
Pada batang flamboyan yang retak-retak patah
Di manakah Penebus kami lahir ...???
Â
Ini mengingatkan kepada ucapan filsuf Nietzsche. Berikut kutipan dari Nietzsche. Tuhan yang dimaksud oleh Nietzsche dalam konsep "anti-Kristus", seperti dalam bukunya The Anti-Christ (1895).
Â
"Tuhan mati. Tuhan tetap mati. Dan kita telah membunuh Tuhan. Bagaimana kita menghibur diri kita, pembunuh dari seluruh pembunuh? Apa yang paling suci dan paling berkuasa, dunia telah berdarah hingga ajalnya akibat pisau kita: siapa hendak menyeka darahnya, darah ini dari kita? Air apa yang ada untuk membersihkan diri kita? PESTA PENEBUSAN DOSA APA, permainan sakral apa yang harus kita adakan? Bukankah keagungan perbuatan ini terlampau agung bagi kita? Bukankah kita sendirilah  tuhan-tuhan itu agar tampak patut adanya?"
Â
Sebagai penutup, demikianlah kogito Kosmas yang bermacam-macam (multipel) ini dalam puisi-puisinya hingga taraf kogito yang kontradiktif secara spiritual. Maka, betul kata Descartes di awal kritik sastra (Kata Pengantar) ini, yaitu "Aku ragu, maka aku berpikir, maka aku ada." Proses ragu itu harus dimusnahkan agar yakin berpikir atau yakin ber-kogito!
Â
***