Corona Wuhan telah menjadi bidadari dunia
Bukan untuk kebaikan melainkan bencana.
Â
Dan akhirnya dalam puisi "Bocah (Perayaan Natal Kini)" kogito Kosmas tampak goyah, seperti menyebut "Anak Allah" dan menanyakan secara tegas "Di manakah Penebus kami lahir?". Kata-kata "Anak Allah" dan "Penebus" diacu ke dalam kata "lahir". Seperti sindiran yang bersifat krisis spiritual Kosmas dalam kogito atau pikirannya, yaitu bagaimana "Anak Allah" lahir dan "Apa Tuhan bisa lahir seperti umumnya manusia?", "Apa Tuhan itu bersifat seperti manusia yang berdaging dan bertulang dan butuh segala hal dengan segala kelemahan dan kekurangannya?", bagaimana dua pikiran Kosmas ini dapat ditertibkan dalam satu puisi ini seperti dua bait puisi di bawah ini:
Â
Bocah-bocah kecil berlilin di tangan
Menyusuri setiap lorong desa dan kota
Mencari tempat kelahiran Sahabat mereka
Sang Emmanuel  ... Anak Allah
Yang menyertai kehidupan manusia
Â