Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Book

Seri 2 - Menerbitkan Buku Fiksi "Sobekan Rahasia Langit"

25 Mei 2023   07:20 Diperbarui: 25 Mei 2023   12:21 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Kosmas Lawa Bagho

Pecinta Sastra 

Pengantar Kritikus Sastra

"COGITO" MULTIPEL KOSMAS LAWA BAGHO

Oleh Narudin

 Buku

Ada pula kogito yang romantis secara domestik, yaitu puisi dedikasi kepada anak Kosmas, Chiro, yang disebut sebagai "sobekan rahasia langit"---suatu julukan yang hiperbolis laksana geledek di siang bolong. Bacalah dua bait puisi berikut ini dari puisi "Sobekan Rahasia Langit", yang dijadikan judul buku puisi ini.

   

 ...

Kehidupan kita tak bergelimangan harta

cinta, kasih dan sayang berhamburan 

lahir dari nurani terdalam

kami (bapak mama) mencintaimu sampai akhir hayat

 

Berjalanlah tegak nak

arungi cita-citamu setinggi langit

Engkau adalah sobekan rahasia langit 

tergambar jelas pada lintasan hidup kami

...

 

Puisi Kosmas pun mengandung kogito peduli terhadap peristiwa sejarah bangsa ini, yaitu puisi berjudul "Luka", mengenang tragedi 27 Juli 1996. Puisi ini dikutip secara utuh di bawah ini.

 

LUKA 

(Mengenang Tragedi 27 Juli 1996)

 

Luka ini tak pernah segera sembuh

Kau melecetinya 27 Juli lalu (1996)

 

Kegembiraan ini nyaris punah

Anak-beranak membuka topeng kemunafikan

namun

 

hati tetap tegar menentang kuasa

meredam setiap suara berteriak

keadilan, demokrasi, dan kebebasan

 

biar dia mampus

bersama terkuburnya mutiara cita-cita

dirinya

 

suaranya menggelegar kepuasan

sembari membanggakan hasil

mengusik tilam penderitaan nak jalanan

negeri demokrasi

 

Ledalero, 27 Juli 1996

 

Jika diperhatikan secara saksama, isi puisi di atas mudah dipahami dan bentuknya pun simpel saja. Tampaknya Kosmas ingin mengomunikasikan kogitonya secara lugas---namun susunan yang lugas itu tetap mencerminkan kemampuan puitis Kosmas betapapun simpelnya.

Sementara itu, puisi di bawah ini masih berkaitan dengan kogito kepedulian terhadap nasib bangsa ini, yakni ihwal korupsi seperti terbaca pada bait-bait puisi di bawah ini dari puisi berjudul "Korupsi". Nada ironis terpancar dalam puisi ini sebagai bentuk protes sosio-politik.

 

...

Namun ....

Apa tindakan hukum dan penguasa negara

Pada mereka-mereka 

Para koruptor sejati uang rakyat ini

 

Banyak yang ditangkap

Dengan sandiwara memilukan

Diobral pada segala media

Memeras lagi uang Rakyat

 

Tapi akhirnya ...

Rakyat hanya gigit jari

Sembari mengguman sinis

Inilah negeri kita Indonesia!

 ***

Tulisan ini pernah dimuat pada http://kosmaslawa.blogspot.com/2023/04/seri-2-menerbitkan-buku-fiksi.html#more 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun