Oleh Kosmas Lawa Bagho
Pecinta SastraÂ
Pengantar Kritikus Sastra
"COGITO" MULTIPEL KOSMAS LAWA BAGHO
Oleh Narudin
Â
BukuAda pula kogito yang romantis secara domestik, yaitu puisi dedikasi kepada anak Kosmas, Chiro, yang disebut sebagai "sobekan rahasia langit"---suatu julukan yang hiperbolis laksana geledek di siang bolong. Bacalah dua bait puisi berikut ini dari puisi "Sobekan Rahasia Langit", yang dijadikan judul buku puisi ini.
 Â
 ...
Kehidupan kita tak bergelimangan harta
cinta, kasih dan sayang berhamburanÂ
lahir dari nurani terdalam
kami (bapak mama) mencintaimu sampai akhir hayat
Â
Berjalanlah tegak nak
arungi cita-citamu setinggi langit
Engkau adalah sobekan rahasia langitÂ
tergambar jelas pada lintasan hidup kami
...
Â
Puisi Kosmas pun mengandung kogito peduli terhadap peristiwa sejarah bangsa ini, yaitu puisi berjudul "Luka", mengenang tragedi 27 Juli 1996. Puisi ini dikutip secara utuh di bawah ini.
Â
LUKAÂ
(Mengenang Tragedi 27 Juli 1996)
Â
Luka ini tak pernah segera sembuh
Kau melecetinya 27 Juli lalu (1996)
Â
Kegembiraan ini nyaris punah
Anak-beranak membuka topeng kemunafikan
namun
Â
hati tetap tegar menentang kuasa
meredam setiap suara berteriak
keadilan, demokrasi, dan kebebasan
Â
biar dia mampus
bersama terkuburnya mutiara cita-cita
dirinya
Â
suaranya menggelegar kepuasan
sembari membanggakan hasil
mengusik tilam penderitaan nak jalanan
negeri demokrasi
Â
Ledalero, 27 Juli 1996
Â
Jika diperhatikan secara saksama, isi puisi di atas mudah dipahami dan bentuknya pun simpel saja. Tampaknya Kosmas ingin mengomunikasikan kogitonya secara lugas---namun susunan yang lugas itu tetap mencerminkan kemampuan puitis Kosmas betapapun simpelnya.
Sementara itu, puisi di bawah ini masih berkaitan dengan kogito kepedulian terhadap nasib bangsa ini, yakni ihwal korupsi seperti terbaca pada bait-bait puisi di bawah ini dari puisi berjudul "Korupsi". Nada ironis terpancar dalam puisi ini sebagai bentuk protes sosio-politik.
Â
...
Namun ....
Apa tindakan hukum dan penguasa negara
Pada mereka-merekaÂ
Para koruptor sejati uang rakyat ini
Â
Banyak yang ditangkap
Dengan sandiwara memilukan
Diobral pada segala media
Memeras lagi uang Rakyat
Â
Tapi akhirnya ...
Rakyat hanya gigit jari
Sembari mengguman sinis
Inilah negeri kita Indonesia!
 ***
Tulisan ini pernah dimuat pada http://kosmaslawa.blogspot.com/2023/04/seri-2-menerbitkan-buku-fiksi.html#moreÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI