Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Financial

"Musim Uang"

20 Desember 2019   12:59 Diperbarui: 20 Desember 2019   12:59 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pagi membuka tabir tanggal 19 Desember 2019. Seminggu sebelumnya telah ada kesepakatan untuk melakukan diseminasi profil Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri Ende kepada calon anggota di wilayah Mundemi, Desa Ladolima, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo. Proses diseminasi langsung ditujukan kepada Kelompok Mandiri Ibu-Ibu Mundemi yang telah mereka lakukan aktivitas sejak 20 tahun lalu.

Dalam rapat-rapat gabungan dan rapat pengurus Serviam Bhakti Mandiri menyongsong akhir tahun buku 2019 memantapkan program untuk melakukan kegiatan diseminasi pada kelompok bersangkutan. Tanggal 19 Desember 2019 disepakati bersamaan dengan rapat akhir tahun kelompok dimaksud.

Disepakati pula para personil. Rencana awal Bapak Kosmas Lawa Bagho sebagai ketua pengurus, Bapak Yerem Mite sebagai anggota pengurus, Bapak Lambertus Liki Mare sebagai manajer dan Bapak Klemens Lae sebagai kepala TP Pusat merangkap sebagai kepala bidang perkreditan serta satu orang sopir.

Rencana juga menggunakan jasa transport kepemilikan Bapak Yerem Mite atau Opu Herry dan meminta bantuan suami ketua pengawas, Bapak Andreas Lawe Sule.

Pagi itu tanggal 19 Desember 2019, tepat pukul 07.30, kami berangkat dari Ende. Kendaraan yang digunakan milik opu Hery dan personil yang berangkat Bapak Kosmas Lawa Bagho, Bapak Klemens Lae dan Bapak Andreas diminta bantuan tenaganya sebagai sopir. Bapak Lambertus Liki Mare masih mengurus hal-hal yang berhubungan dengan kantor apalagi menjelang akhir tahun pertanggungjawaban.

Perjalanan dari Ende cukup lancar. Kami singgah sebentar di Raja. Tiba di Mundemi tempat kegiatan sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Ada sebagian peserta sudah hadir. Sebagian ibu dan bapak bekerja di dapur, sebagian ibu mungkin pengurus sibuk menyelesaikan laporan dan penerimaan keuangan sementara sebagian bapak-bapak sekedar berekreasi untuk membunuh waktu menunggu.

Kami langsung diterima suami isteri bendahara kelompok dimaksud. Kami diantar ke ruang tengah dan langsung dihidangkan minuman kopi dan sepiring kue. Kami berbasa-basi dengan sebagian peserta. Mereka langsung mengenal kami sebab memang kami bertiga secara kompak menggunakan pakaian kebanggan Serviam Bhakti Mandir dalam rangka 25 tahun pelayanan tahun buku 2017 lalu dengan bagian belakang baju tertulis "SERVIAM".

Warna dan ornamen yang khas seolah menghipmotis peserta tentang Serviam Bhakti Mandiri. Tak lama setelah minum, kami diajak ibu Maria, sang bendahara kelompok yang kebetulan sudah menjadi anggota dan meminta kami hadir pada acara dimaksud untuk santap pagi. Kami juga langsung ke tempat santapan walau sudah "tahan angin" di Raja.

Santap pagi selesai, kami bercerita secara informal tentang Koperasi Kredit Serviam Bhakti Mandiri sambil membagi brosur. Lama menanti acara mulai. Ternyata waktu di kampung memang beda dengan waktu di kota. Selalu saja ada penundaan dari rencana awal yang sudah direncanakan. Kelompok ini sudah sejak pagi pukul 06.00 merayakan ekaristi (acara keagamaan ajaran Katolik, red) dan direncanakan sekitar pukul 12.00 mulai dengan rapat akhir tahun.

Pukul 12.00 lewat belum ada tanda-tanda kegiatan akan dimulai. Masih menunggu sebagian anggota kelompok 71 orang yang semuanya perempuan belum hadir. Belum lagi pada kegiatan ini harus hadir bersama suami sebab ada pembagian sisa hasil usaha atau yang mereka kenal "saham mati" sebesar Rp10.000.000 per anggota. SHU yang mereka terima sebenarnya Rp12.850.000 namun untuk anggota aktif 68 orang harus menyetor kembali sebagai modal awal untuk tahun buku 2020-2021 sebesar Rp2.850.000 sementara anggota baru Rp3.500.000. Menarik bahwa dari 71 orang anggota lama, tiga orang menarik diri dengan mendapatkan saham mati Rp12.850.000 dan anggota baru sebanyak 21 orang.

Penulis bersama pak Andreas, bergerak ke tempat pasar rakyat yang dekat acara sambil duduk di "soja", tempat duduk dari baham bambu yang dibelah. Mereka tetap melanjutkan pekerjaan untuk penyelesaian laporan dan persiapan santap siang bersama. Di 'soja" tempat jualan pedagang yang saat itu kosong karena belum hari pasar, kami berdua bercerita tentang sejumlah pengalaman. Pengalaman waktu SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun