5. Memastikan tidak adanya perundungan di kalangan guru. Mungkin ini hal bisa dikatakan absurd atau mengada-ada. Namun, perundungan sebenarnya tidak hanya terjadi dikalangan siswa atau anak-anak, orang dewasa pun rentan mengalami hal ini. Karena hakikatnya perundungan terjadi sebagai ekses dari intensnya pergaulan satu kelompok manusia dengan manusia lainnya. Begitupun dalam lingkungan sekolah, yang terdiri dari beberapa tenaga pendidik baik guru ataupun staf lainnya.Â
Di kalangan dewasa mungkin akan jarang perundungan secara fisik, namun secara psikis, bisa jadi sering terjadi. Hal ini bisa diakibatkan ketidakpuasan akan pekerjaan seseorang, berburuk sangka, tidak menerima prestasi orang lain, dan sebagainya. Sehingga ketika guru menginginkan siswanya terbebas dari perundungan, maka harus dimulai dari guru yang menjadi teladan.
 Menghilangkan perundungan di lingkungan sekolah, mungkin akan memerlukan waktu lama. Namun, tentu seorang guru harus optimis dan terus menggulirkan program untuk mencegahnya. Pastikan dari tahun ke tahun kasus perundungan ini terus berkurang di sekolah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H