Mohon tunggu...
Laurentia Dewi
Laurentia Dewi Mohon Tunggu... -

Energik..friendly..disiplin..optimis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membudayakan Hand Hygiene Sebagai Upaya Mencegah dan Mengendalikan Infeksi di Rumah Sakit

11 Juni 2015   15:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:06 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hand Hygiene yang adequad petugas di rumah sakit akan mencegah 15 – 30% HAIs. Petugas yang menerapkan hand hygiene dengan baik akan menurunkan dan mengurangi penularan kuman dan infeksi dari orang ke orang, menurunkan infeksi seperti influenza dan penyakit saluran pernafasan atas. Namun kepatuhan petugas masih sangat rendah. Berbagai alasan petugas tidak patuh menerapkan hand hygiene karena kondisi pekerjaan dengan beban kerja yang tinggi, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, sosialisasi dan pelatihan yang kurang adequad, dan lingkungan, serta iritasi yang timbul pada permukaan kulit. Penting untuk kembali mensosialisasikan dengan berbagai metode pelatihan dan role model. Kepatuhan petugas pun sangat sulit untuk dipertahankan atau bahkan ditingkatkan meskipun berbagai panduan WHO sudah disosialisasikan untuk kemudahan penerapan. Pemantauan yang terus-menerus tetap harus dilakukan. Monitoring dan evaluasi akan mampu menginventarisasi permasalahan yang terjadi dan solusi untuk mencapai target keselamatan pasien.

 

Hand Hygiene belum mendarah daging

Membentuk budaya patuh dan disiplin dalam menerapkan program pengendalian mutu pelayanan harus digerakkan secara general, terprogram dan terencana.Demikian juga dalam menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi yang diawali dengan hand hygiene.Program ini merupakan salah satu indikator mutu pelayanan dalam upaya mencapai standar keselamatan pasien.

 

Sejak kebijakan Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh rumah sakit di Indonesia terakreditasi pelayanan dasar, keselamatan pasien merupakan standar dasar yang harus dipenuhi.Dimana standar ke-5 tentang upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.Inilah awal pimpinan rumah sakit merasa aware dan peduli, mengapa kepatuhan petugas masih sangat rendah.Kementerian Kesehatan turut berperan untuk melaksanakan pemantauan dan memberikan punishment kepada rumah sakit yang tidak menerapkan program hand hygiene dengan baik.Karena hal ini sangat mempengaruhi mutu pelayanan sebagai indikator keselamatan pasien.Diawali dengan penerapan hand hygiene untuk menurunkan angka infeksi. Pelaksanaan audit dan sulveilans menunjukkan angka yang sangat rendah terhadap kepatuhan hand hygiene. Petugas kesehatan merasa yakin kondisinya akan aman dan baik-baik saja tanpa harus hand hygiene. Sarana dan prasarana menjadi alasan utama dimana budgeting yang tidak sedikit harus dialokasikan untuk operasional sarana hand hygiene seperti penyediaan barang habis pakai berupa handrub, handscrub, tisyu towel, dan tempat sampah, padahal hal ini merupakan investasi awal yang lebih efisien dialokasikan daripada menyembuhkan kasus infeksi. Namun ada beberapa temuan bahwa sarana dan prasarana yang telah dilengkapi tidak serta merta memotivasi kepatuhan petugas, dimana petugas merasa overload pekerjaan dengan beban kerja yang tinggi akan lebih repot dan menyita waktu dengan penerapan hand hygiene untuk setiap tindakan yang berbeda pada satu pasien. Di sisi lain petugas juga sangat egois, sesudah melakukan tindakan atau terkontaminasi cairan tubuh pasien segera hand hygiene, sedangkan pada saat mengawali tindakan merasa tidak perlu hand hygiene, padahal tidak dapat diyakini apakah tangan kita bersih dan tidak mentransfer kuman ke pasien.

 

Hand hygiene belum membudaya dan mendarahdaging, sehingga masih perlu pemantauan ketat dari supra system atau Komite PPI untuk mengevaluasi penerapannya. Audit terus-menerus, candid camera, reward and punishment merupakan salah satu moment untuk memantau. Masih ada petugas yang menerapkan hand hygiene hanya sekedar menghindari teguran, dan menjalankan kewajiban rutin tanpa menyadari betapa besar manfaatnya untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.

 

Kapan dan bagaimana menerapkan hand hygiene yang efektif?

Ketika sarana dan prasarana tersedia sesuai kebutuhan, sebenarnya tidaklah sulit mengadvokasi petugas untuk menerapkan hand hygiene sesuai panduan yang telah disosialisasikan bahkan didemonstrasikan dengan sangat jelas.Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Infection Control Nurse (ICN) di RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad yang mengawali program kepatuhan hand hygiene dengan mengupdate panduan, poster, dan leaflet hand hygiene dalam tampilan yang menarik, kreatif, dan mudah dipelajari. Prosedur hand hygiene dapat diterapkan melalui dua metode hand hygiene berbasis alkohol serta air dan sabun.Kapan dapat diterapkan sesuai panduan WHO? Tentu saja kita sudah sangat paham dengan “Five Moment” atau lima saat yang tepat untuk menerapkan hand hygiene, yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah terkontaminasi cairan tubuh pasien, setelah menyentuh pasien, dan setelah menyentuh lingkungan di sekitar pasien. Selain hal tersebut di atas hand hygiene dapat dilakukan sebelum petugas mengawali rutinitas tugasnya, diantara prosedur atau tindakan yang berbeda pada pasien yang sama, sebelum menyiapkan, menangani, dan menyediakan makanan dan minuman pasien, atau pun sebelum dan sesudah mengenakan sarung tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun