Mohon tunggu...
Laurendra EkasariPutri
Laurendra EkasariPutri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara

9 September 2023   22:25 Diperbarui: 9 September 2023   22:33 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

* Puncak konflik

"Siapa yang terbunuh di Bale Gringsing?"

"Lurah Prajurit Ajar Langse," jawab Bhayangkara Macan Liwung. Gajah Mada menarik napas lega setelah mengetahui bukan Gajah Enggon yang terbunuh di Bale Gringsing. Akan tetapi, bahwa pembunuhan yang terjadi di tempat itu membuat Gajah Mada penasaran. Apalagi yang terbunuh adalah Ajar Langse yang belum lama berpapasan dengan dirinya.

* Resolusi

Balai Prajurit sangatlah ramai. Berita mengenai ditangkapnya pemimpin orang-orang yang berniat melakukan makar dengan cepat menyebar. Ketika melintas Pasar Daksina prajurit Bhayangkara yang membawa pulang pimpinan pemberontak yang tertangkap di Karang Watu, maka dengan cepat berita itu menyebar ke penjuru kota. Lebih-lebih ketika hari merambat siang tawanan dalam jumlah lebih banyak diangkut dengan menggunakan kereta kuda menuju kotaraja dibawah pengawalan gabungan pasukan Jalapati dan Salu Bayu. Menurut kabar, yang tertangkap sebenernya lebih banyak lagi, namun masih menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.

Gajah Mada berada di Antawulan saat mendapat beberapa laporan dari Lembu Pulung. Bhayangkara Gagak Bongol yang memimpin kerja besar pencandian dan pengarcaan Jayanegara di beberapa tempat sekaligus menyimak pembicaraan antara Gajah Mada dan Lembu Pulung, termasuk Bhayangkara Gajah Geneng dan Macan Liwung yang datang menyusul. Dengan singkat dan jelas Lembu Pulung menuturkan apa yang terjadi.

"Begitulah, Kakang. Dalam penyergapan itu kami berhasil menangkap Raden Panji Rukmamurti yang menjadi pimpinan gerakan makar itu. Namun, tidak berhasil menangkap Rangsang Kumuda," kata Lembu Pulung. 

"Tak apa. Rangsang Kumuda atau Pakering Suramurda sudah mati. Semalam kami hampir berhasil menyergapnya hidup-hidup, tetapi ada orang yang tak dikenal mendahului melepas anak panah. Siapa Raden Panji Rukmamurti itu?.

* Koda

Dyah Menur berbalik dengan memejamkan matanya. Dyah Menur Hardiningsih yang menggendong anaknya dan Pradhabasu yang juga menggendong anaknya, berjalan makin jauh ke arah surya di langit barat. Dan sang waktu sebagaimana kodratnya akan mengantarkan kemanapun mereka melangkah. Sang waktu pula yang menggilas semua peristiwa menjadi masa lalu.

* Amanat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun