"Perasaan apa? Perasaan malu karena gagal mendidik gw? Gw pikir gw bisa mengatakan bahwa orang tua gw gagal mendidik gw. Gagal membesarkan gw sebagai manusia utuh yang menyadari kebebasan dan hakikat untuk berpikir dan terus mencari kebenaran.
Atau perasaan kasihan karena dengan keateisan gw ini gw nanti bakal masuk neraka? Atau perasaan takut bahwa mereka nanti masuk neraka karena gagal mendidik gw? Itu perasaan yang penuh ketakutan semu. Ketakutan akan sesuatu yang tidak jelas. Surga dan neraka sifatnya juga masih belum pasti. Di bawah tanah, yang ada inti bumi. Di atas langit, yang ada galaksi bimasakti. Surga dan neraka itu mitos. Sebagai anak yang memiliki pengertian itu, salahkah bila gw ga mau orang tua gw terjebak rasa takut semu itu?"
"Tapi, bagaimanapun juga mereka kan orang tua lo. Lo ga merasa jadi anak durhaka apa? Lagian, konsep Tuhan ga seburuk itu juga kali."
"Gw ga bilang konsp Tuhan itu buruk. Tapi gw merasa konsep "tidak ada Tuhan" itu lebih masuk di akal gw.""
"Semuanya selalu harus masuk akal ya. Lo pernah make perasaan lo ga sih?"
"Pernah kali..."
"Hahaha, kapan gitu lo make perasaan lo?"
"Hmm.. Waktu jadi ketua baksos dulu."
"Hahaha. Ketua baksos paling kaku yang pernah ada."
"Gw di situ karena tersentuh dengan orang-orang yang kita tolong. Itu pake perasaan kan??"
"Yang menegur dengan keras, yang membatalkan acara seenak jidat. Tindakan lo kala itu semuanya ga pake perasaan deh."