Tahap-tahap dalam penulisan digial
- Tahap pertama yaitu, penulis menyajikan identitas dan alamat penulis agar audiens dapat mengetahui informasi mengenai penulis dan dapat berkomunikasi dengan penulis.
- Tahap kedua yaitu tahap pra-menulis dan penelitian. Pada tahap ini, penulis mencari konten atau memikirkan ide-ide mengenai tulisan yang akan dipublikasikan. Menuliskan catatan mengenai ide-ide yang muncul supaya ide tersebut dapat disatukan dan dibuat tulisan yang menarik juga merupakan salah satu cara agar penulis tidak lupa atau kehilangan ide yang telah didapat.
- Tahap ketiga yaitu menulis bebas. Ketika penulis telah mendapatkan gambaran besar mengenai apa yang akan dituliskan, kemudian penulis menuliskan semua hal-hal terkait dengan ide tersebut. Tujuan dari menulis bebas ini adalah melatih kefasihan penulis dalam merangkai kata-kata yang nantinya akan menghasilkan banyak bahan yang berguna bagi projek penulisan.
- Tahap keempat yaitu drafting. Pada tahap ini, penulis mulai mengembangkan dan menyusun tulisan-tulisan yang telah dibuat sebelumnya. Dengan kecanggihan teknologi saat ini, penulis dapat membuat draf dari tulisan-tulisan yang dibuat seperti pada tahap pra-menulis dan menulis bebas.
- Tahap kelima yaitu merevisi. Saat melakukan revisi, penulis mulai menspesifikasikan kembali dengan menghapus tulisan-tulisan yang tidak relevan, mengerucutkan materi tulisan, dan menentukkan konten mana yang harus ditambah untuk membuat tulisan menjadi lengkap dan lebih menarik.
- Tahap keenam yaitu pengeditan. Setelah tulisan yang telah dibuat dirasa cukup bagus dan menarik, kemudian penulis melakukan pengeditan untuk meliha apakah ada salah ejaan, tanda baca, dan mekanisme penulisan lainnya.
- Tahap ketujuh yaitu penerbitan. Pada tahap terkahir ini, penulis menerbitkan tulisan yang telah melewati proses pengeditan ke media-media yang dipilih, seperti website, sosial media, blog, dan media lainnya.
Tahap-tahap diatas membuktikan bahwa tulisan yang baik, bagus, dan menarik memerlukan langkah yang cukup panjang dan kreativitas dari penulis. Terlebih lagi, saat ini siapa saja di internet memiliki kesempatan untuk menjadi penulis digital.Â
Sehingga jika konten tulisan yang dibuat tidak menarik bagi para pembaca maka konten tersebut tidak akan laku di masyarakat. Maka dari itu, ilmu mengenai penulisan digital sangatlah penting untuk diketahui dan dipelajari di era digital saat ini.
Sumber:
DeVoss, D. N., Eidman-Aadahl, E., & Hicks, T. (2010). Because Digital Writing Matters. San Fransisco: Jossey-Bass.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!