Mohon tunggu...
Laura Siringoringo
Laura Siringoringo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca,makan,belanja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kedudukan Dalihan Natolu dalam Adat Orang Batak

29 April 2023   19:59 Diperbarui: 29 April 2023   20:04 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manat dalam arti bahasa Indonesia adalah hati-hati,sedangkan dongan tubu artinya saudara semarga. Bagi kalangan perantau, terutama yang jauh dari tempat asal,seseorang dituntut agar peka mengenal dongan sabutuhanya saudara semarga. Rasa persaudaraan dengan teman satu marga di perantauan harus lebih kuat lagi dari pada di daerah asalnya.Jadi manat mardongan tubu ini seperti gambaran saudara sosok abang/adik.

Misalnya kita harus saling membantu,saling menopang,saling tolong-menolong dan harus bijaksana terhadap sesama saudara atau semarga.Jangan sampe terjadi pertikaian atau gesekan terhadap saudara atau semarga,bahkan dapat menimbulkan perkelahian seperti umpama "Angka naso manat mardongan tubu, na tajom ma adopanna'. Ungkapan itu mengingatkan, na mardongan tubu (yang semarga) potensil pada suatu pertikaian. Pertikaian yang sering berakhir dengan adu fisik.

3. Elek Marboru

Elek artinya bujuk,mengayomi,mengasihi,melindungi dan boru artinya Wanita atau perempuan.Jadi elek marboru adalah sikap membujuk atau mengayomi Wanita. Istilah boru dalam adat batak tidak memandang status, jabatan, kekayaan oleh sebab itu mungkin saja seorang pejabat harus sibuk dalam suatu pesta adat batak karena posisinya saat itu sebagai boru.

Lebih singkatnya,kita harus mengayomi setiap wanita dan jangan sampe menyakiti hati setiap Wanita baik Wanita kecil,muda,maupun tua,baik anakmu maupun anak perempuan lain.

Pada hakikatnya setiap laki-laki dalam adat Batak mempunyai 3 status yang berbeda pada tempat atau adat yang diselenggarakan yaitu:

  • Jika anak dari saudara perempuannya menikah maka posisinya sebagai Hula-hula
  • Jika marga dari istrinya mengadakan suatu pesta adat, maka posisinya sebagai boru
  • Jika teman Semarga melakukan pesta adat maka posisinya sebagai Dongan Tubu. 

Ketiga elemen pembentuk dalihan na tolu didasari oleh sistem kekerabatan patrilineal. Artinya garis keturunan mengikuti marga dari bapak. Marga (clan) berfungsi untuk menentukan hubungan kekerabatan. Dengan marga seseorang dapat memastikan bagaimana pertalian kekerabatan atau sistem panggilan dengan orang lain (Gultom, 2010: 50). Marga merupakan pertanda bahwa orang-orang yang menggunakannya merupakan keturunan dari kakek yang sama atau dengan satu keyakinan bahwa orang-orang yang menggunakan marga yang sama terjalin suatu hubungan darah yang akibatnya terdapat larangan kawin bagi wanita dan pria yang mempunyai marga yang sama. Ikatan kekerabatan tersebut dikenal dengan dongan sabutuha/dongan tubu (keturunan satu perut) (Butarbutar, 2019: 490).

Ketiga unsur dalihan na tolu mempunyai nilai dan tugas masing-masing dalam pola pergaulan di masyarakat Batak Toba, dan apabila terjadi konflik di kalangan masyarakat, dalihan natolu mempunyai tata cara penyelesaian sendiri di dalam dan oleh sistem dalihan natolu itu sendiri, seperti perselisihan antara hula-hula dan boru akan ditangani dalam suasana kekerabatan.Dalihan na tolu mengutamakan persaudaraan,kerukunan dalam segala bidang kehidupan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun