Dalihan na tolu merupakan atau berasal dari bahasa Batak yang terdiri dari 3 kata yaitu Dalihan Na Tolu.Dengan memiliki arti Dalihan yaitu tungku,Na artinya ke,dan Tolu artinya tiga dan dapat diartikan menjadi dalihan natolu diartikan Tungku yang tiga atau tungku yang mempunyai 3 dasar penopang.
Dalihan artinya tungku yang dibuat dari batu, na artinya yang, tolu artinya tiga. Dalihan na tolu artinya tiga tiang tungku yang dibuat dari batu ditata dengan sedemikian rupa sehinggga bentuknya menjadi bulat panjang. Ketiga tungku memiliki panjang kaki 10 cm, panjang lebih kurang 30 cm dan diameter lebih kurang 12 cm ditanamkan berdekatan didapur yang disediakan dari papan tempat persegi panjang berisi tanah liat yang dikeraskan (Gultom, 1992: 52). Ketiga dalihan yang ditanam berfungsi sebagai tungku tempat alat masak diletakkan. Besar dalihan harus dibuat sama besar dan ditanam sedemikian rupa sehingga simetris satu sama lain, dan tingginya sama dan harmonis. Dalihan na tolu bukan sekedar alat untuk memasak, namun menyangkut seluruh kehidupan yang bersumber dari dapur.
Sistem Dalihan Na Tolu merupakan salah satu unsur budaya Batak Toba. Dalihan Na Tolu merupakan sistem kekerabatan yang digunakan oleh masyarakat Batak Toba sebagai dasar dan acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Sistem Dalihan Na Tolu meliputi ruang dan peran. Dalam menentukan status sosial, masyarakat Batak Toba terlebih dahulu mempertimbangkan keturunan dan marga mereka. Proses penentuan status sosial disebut tarombo. Dalihan Na Tolu adalah bentuk kekerabatan yang ideal bagi orang Batak Toba hanya jika dipraktikkan sesuai dengan prinsipnya.
Dalihan natolu menjadi filosofi kedua yang harus dimiliki oleh setiap orang batak setelah keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Selaku orang batak, dalam menjalani kehidupan bermasyarakat seyogianya harus memiliki prinsip hidup ber-dalihan natolu.Dalihan natolu mampu membawa keharmonisan bagi hubungan antar sesama manusia, khususnya dalam lingkaran adat batak.
Berikut ini terdapat 3 istilah dalam dalihan natolu di adat Batak yakni:
1. Somba marhula-hula
Somba merupakan bahasa Batak Toba yang artinya sembah,hormat,dan junjung tinggi.Dalam tradisi Batak Hula-hula merupakan keluarga dari pihak marga istri.Suami menyebut Hula-hula sebagai Raja.Karena,di dalam ungkapan adat Batak "boru ni raja" yang artinya Putri Raja,karena dari dasarnya suku Batak merupakan keturunan dari Raja-raja Batak zaman dahulu.Hula-hula menempati posisi paling dihormati atau paling tinggi dalam kebudayaan adat Batak karena merupakan sumber hagabeon/keturunan.Jadi jika disimpulkan somba marhula-hula adalah hormat kepada keluarga laki-laki dari pihak istri.
Misalnya jika istri anda adalah boru Siringoringo,maka secara umum semua laki-laki yang bermarga Siringoringo disebut sebagai hula-hula mu.Jadi dari Somba Marhula-hula adalah anda harus menghormati abang-adik laki-laki dari istri kamu,dan secara umum laki-laki marga Siringoringo.
Hula-hula juga memberikan petuah,nasehat,dan dapat diyakini pemberi berkah terhadap keturunan keluarganya.Etnis Batak Toba sangat menghormati hula-hula karena dialah yang memberi isteri. Isteri adalah pemberi keturunan bagi keluarga suami artinya bahwa hula-hula telah memberi berkat kepada keluarga laki-laki melalui puterinya.
2. Manat Mardongan Tubu