Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayah Mirna Ternyata Anggota BIN

4 Februari 2016   18:35 Diperbarui: 21 September 2016   21:48 63879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Darmawan Salihin (Sumber foto: beritasatu.com)"][/caption]

Kasus tewasnya Mirna karena kopi maut semakin menarik untuk disimak. Polisi sendiri menyebut kasus ini sebagai “perang intelektual”. Why?

Setelah beberapa hari yang lalu publik dihebohkan dengan ulah anak Eros Djarot, Banyu Biru, pamer SK pengangkatannya sebagai anggota BIN, kini pengacara Jessica, Yudi Wibowo, menuduh Darmawan Salihin, ayah Mirna sebagai anggota BIN.

"Yang (anggota) BIN itu bapaknya Mirna. Tanya saja kalau nggak percaya. Dia kan ngakunya pengusaha, pengusaha kan bisa apa saja," kata Yudi di Jakarta, Rabu (3/2), seperti dikutip dari serambinews.com.

Lha, emang kenapa kalau anggota BIN? Emang BIN terlibat dalam kasus pembunuhan ini?

Darmawan dalam acara di Indonesia Lawyer Club (ILC) di sebuah televisi swasta, Selasa (2/2) malam, memang membeberkan panjang lebar dan begitu detil, layaknya intel profesional, soal bukti keterlibatan Jessica dalam kasus pembunuhan Mirna. Bahkan, Darmawan mempraktekan demikian rinci gerak-gerik Jessica yang ia lihat dari rekaman CCTV. Gerak-gerik Jessica itu menurutnya sangat mencurigakan dan dapat dijadikan sebagai bukti.

Kemudian, dari transkrip rekaman yang beredar, diduga berisi suara Darmawan, penyidik dari kepolisian dan saksi dari Oliver Cafe, Darmawan terkesan mengintervensi jalannya penyidikan. Itu terlihat dari caranya berusaha menggiring opini penyidik saat menanyai saksi. Patut juga dipertanyakan keberadaannya dalam proses penyidikan itu, dalam kapasitas apa dia ada disitu?

Di bawah ini cuplikan percakapan dari transkrip rekaman yang diduga antara Darmawan (ayah Mirna), penyidik dan saksi dari Oliver Cafe. (Selengkapnya lihat di http://news.liputan6.com/read/2416969/transkrip-rekaman-suara-diduga-saksi-kasus-mirna-yang-beredar)

Diduga suara ayah Mirna : Saya mau tanya satu, boleh ya pak? Proses pembuatan kopi itu sebenernya yang buat siapa?

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : Rangga.

Diduga suara ayah Mirna : Total dari pertama buat sampai selesai kopinya Rangga?

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : Oh iya, kopinya.

Diduga suara ayah Mirna : Nanti Rangga kamu siapin ya.

Diduga suara penyidik 2 : Sudah sudah (disiapin). Sudah di-BAP.

“Nanti Rangga kamu siapin ya”, kalimat yang diduga dari ayah Mirna (Darmawan) itu adalah kalimat perintah yang diduga ditujukan kepada penyidik dari kepolisian. Dan dijawab, “Sudah sudah (disiapin). Sudah di-BAP”.  Pertanyaannya, siapa sesungguhnya Darmawan? Mengapa yang diduga penyidik dari kepolisian itu terkesan begitu patuh kepadanya?

Kemudian:

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : Itulah kesulitan kita. Makanya kita nggak tahu itu apa yang dimasukin ke situ (minuman). Karena dia menghalangi CCTV.

Diduga suara penyidik : Ngehalangin gelas?

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : CCTVnya jadi nggak bisa nyorot.

Diduga suara penyidik : Jadi handbagnya itu ngalangin CCTV?

Diduga suara ayah Mirna : Maksudnya dengan menghalangi CCTV itu dia taruh atau tidak taruh itu sudah modus.

Diduga suara penyidik : Ya betul, Pak.

Disini Darmawan sudah menggiring opini penyidik bahwa Jessica sudah merencanakan aksinya itu sedemikian rupa, sampai hal tas yang menghalangi kamera CCTV. Dan, kembali suara yang diduga penyidik dari kepolisian itu membenarkannya dengan jawaban “Ya betul, Pak”.

Saya tak paham hukum. Kalau pun Jessica memang betul sudah merencanakan aksinya sedetil itu, seharusnya itu adalah hasil penyidikan pihak kepolisian, bukan didasari opini orang yang tidak memiliki kompetensi pada penyidikan itu. Apalagi opini dari salah satu pihak yang bersengketa secara hukum.

Selanjutnya:

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : Tidak ada karena kita tuang air panas di depan tamu. Lalu Mbak Hani sama Mbak Mirna datang duduk di tempat masing-masing. Sudah duduk di tempat masing-masing. Posisi Mbak Mirna di tengah.

Diduga suara penyidik : Waktu datang gimana?

Diduga suara saksi perempuan dari kafe : Waktu datang, "Hai", cipika cipiki biasa. Kita lihat biasa saja. Kita nggak lihat langsung itu.

Diduga suara ayah Mirna : Ada yang aneh nggak? Siapa tahu kan lesbian ini.

Dari awal, Darmawan juga sudah menggiring ke opini bahwa motif Jessica menghilangkan nyawa Mirna adalah Jessica cemburu kepada Mirna, karena Jessica lesbian.

Kalau betul Darmawan anggota BIN seperti yang dituduhkan pengacara Jessica, dimana dia menggunakan keahlian dan otoritas jabatannya guna mempengaruhi penegak hukum, waduuh... alamat tragis nanti hasilnya. Ingat Bapak-bapak, konsekwensi dari kasus ini adalah seorang gadis yang akan berhadapan dengan vonis mati. Kalau salah... Hikz, kami hanya bisa bersedih.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti membantah suara dalam rekaman tersebut adalah suara penyidik dari kepolisian yang sedang memeriksa saksi dari Olivier Cafe. Ia tidak mengomentari rekaman itu. "Saya tidak mau mengkonfirmasi, mengomentari rekaman tersebut. Itu bukan suara saya ...."

Lho, penyidik kan bukan hanya Bapak....

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun