Itulah kenangan dua tahun yang lalu, saat keduanya membisu dalam kepulangan sepanjang jalan Carita-Jakarta. Hanya bait-bait lagu yang bicara pada dua hati yang ditakdirkan untuk menyatu.
Tanpa terasa mobil sudah memasuki sebuah pelataran rumah. Ayu tak bersegera turun. Ia masih menikmati bait terakhir lagu. Membiarkan masakininya memeluk masa lampau dengan kenangan. Dan merangkul masa depan dengan kerinduan.
Tak `kan pernah ada yg lain disisi
Segenap jiwa hanya untukmu
Dan tak `kan mungkin ada yg lain disisi
Ku ingin kau disini tepiskan sepiku bersamamu
Hingga akhir waktu..
Seorang lelaki yang sedang menggendong bayi keluar dari pintu rumah, menyambutnya, “Eh, Mamah sudah pulang.”
Ayu memeluk lelak itu dengan erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Berganti-ganti menciumi sang bayi dalam gendongan. Oh, betapa bersyukurnya hidupku memiliki kebahagiaan menua bersama orang yang kucintai ini, batin Ayu.
“Selamat ulang tahun, Mah. Papah cinta Mamah.”
Lelaki itu, dialah Mas Ahmad yang kini sudah setahun ini menjadi suaminya, dan telah dikaruniai seorang bayi yang baru genap berusia 6 bulan, Tasia.
Dan, mereka pun hidup bahagia, hingga akhir waktu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H