[caption caption="www.musiclipse.com"][/caption]
Bagi penggemar musik rock, pasti pernah dengar lagu Stairway To Heaven-nya Led Zeppelin dong?
Lagu yang dirilis pertamakali pada 8 November 1971 itu bait reffrain-nya berbunyi:
if there’s a bustle in your hedgerow
don’t be alarmed now
It’s just a spring clean for the May Queen
Yes there are two paths you can go by
but in the long run
there’s still time to change the road you’re on
Nah, apabila piringan-hitamnya diputar terbalik (backward), maka anda akan mendengar sebuah bait ajakan untuk memuja setan:
oh here’s to my sweet Satan
the one whose little paths would make me sad
whose power is Satan
he’ll give you give you 666
there was a little toolshed
where he made us suffer
sad Satan
Pada Januari 1982, Paul Crouch dalam sebuah acara TV mencoba menganalisa lagu Stairway To Heaven. Hasilnya, sepenggal bait tersebut memang menyisakan sebuah misteri yang penuh kontroversi.
Pertanyaannya, bagaimana mungkin di era musik masih analog (di zaman lagu itu diciptakan belum dikenal teknologi digital), lirik tersebut memiliki dua makna dan arti yang berbeda? Anda gak percaya? Coba deh dengerin lirik tersebut dengan menggunakan software pengedit audio, dan putar di bagian lirik tadi dengan efek reverse. Maka pesan setan itu akan jelas terdengar di telinga anda.
Led Zeppelin sendiri mungkin sudah berpuluh puluh kali membantah keterkaitan setan atau iblis dalam lagunya itu. Namun, Robert Plant, vokalis dan juga penulis lagunya, mengakui bahwa memang saat ia menulis lirik Stairway To Heaven sama sekali sedang tak bersemangat menulis lagu.”Tapi entah kenapa, ada sesuatu yang kemudian menggerakkan jari jemari saya untuk menuliskan lirik itu dengan pensil,” ungkap Plant seperti dikutip di banyak media.
Pengakuan inilah yang mungkin kemudian menjadikan sebagai bukti bahwa lagu “Stairway To Heaven” ditulis oleh iblis atau setan yang tengah merasuki diri Plant. Termasuk mengaitkan keterkaitan Jimmy Page, sang gitarisnya, dengan aliran spiritual Aleister Crowley. Crowley dikenal sebagai pemimpin sebuah gereja iblis (The Toolhouse) di Skotlandia. Dalam berbagai bukunya, Crowley mengajarkan kepada pengikutnya untuk mempelajari cara-cara setan, seperti membaca dan berbicara terbalik (backward).
[caption caption="images.fineartamerica.com"]
Beruntung sebagian kita menikmati lagu itu hanya sebatas memanjakan telinga dengan musik indah mereka tanpa mempedulikan takwil dari liriknya. Dan, apabila benar spekulasi di atas yang menyebut bahwa setan yang menulis lagu itu, hiiiiy takuuut....
Lantas, apakah setan juga ikut ambil bagian dalam tulisan atau perkataan orang-orang yang gemar menebar fitnah; baik di medsos maupun dalam kehidupan sehari-hari? Bukankah pemfitnah adalah salah-satu di antara sahabat yang disukai setan?
Tak perlu software khusus untuk menterjemahkan kata-kata penebar fitnah. Karena, seperti halnya setan, penebar fitnah akan selalu menghasut anak adam untuk membuat kerusakan di muka bumi ini dengan seruan kebencian. Setankah yang menulis status-status mereka itu?
Orang-orang yang tak menemukan kedamaian dengan pikirannya menggunakan kata-kata kebencian sebagai penghibur atas gelapnya hati mereka. Mereka itulah yang disebut Tuhan sebagai orang-orang yang telah membeli kesesatan dengan petunjuk. Orang-orang yang mengira dapat membeli tangga menuju surga.....
And they’re buying a stairway ..... to heaven
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H