Oleh karena itu, kritik sangat dibutuhkan agar Jokowi tidak terlena dalam tipu daya sistem yang sudah terlanjur bobrok itu. Kritik sebagai bentuk partisipasi warga negara guna melakukan kontrol karena menyadari bahwa presiden juga manusia, bisa berubah sejalan dengan perjalanan waktu. Puja-puji dari para pengkultus hanya akan meninabobokan Bapak Presiden kita.
Semoga kisah tokoh Yudas dalam lukisan “Perjamuan Terakhir” tidak pernah terjadi pada bangsa kita. Dimana, di suatu masa nanti, mata Bapak Presiden menengadah memandang wajah rakyat dengan air mata berlinang seraya berujar, "Rakyatku, pandanglah aku. Apakah kalian tak mengenalku? Akulah pemimpin yang kau harapkan beberapa tahun silam sebagai presidenmu."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H