Tidak sadar ternyata temanku ada yang masuk ke kelas diam-diam dan teriak, "wow... enak ya Lau makan chiki dan mie gorengnya, niat banget kepala luh masukin ke dalam tas dan makan hahaha", aku yang kepergok cengar-cengir saja dan bilang ke temanku, "iya nih enak banget karena mata dan perut gue sakit, jadi gue makanlah hehehe", temanku geleng-geleng kepala.
Di kuliah pun teman-temanku sudah pada tahu, mereka suka banget ngeledek "Lau, hari ini mata luh sakit gak? kalau sakit jangan ditahan nanti luh pingsan dan kita makan di Amigos (agak minggir got sedikit) atau di mbak yus yuk", aku pun langsung jawab "iya nih mata gue rada sakit kata nyokap nanti kalau gak kuat makan saja jangan dipaksa", dan kita pun langsung cari tempat makan favorit kita sambil temanku suka geleng-geleng kepala.Â
Akhirnya semua kelakuanku selama di bulan Ramadhan ketika dewasa saat ini semua sudah aku ceritakan ke orang tuaku, ya seperti pengakuan dosa hehehe. Kenangan masa kecil di bulan Ramadhan akan selalu terukir indah di sudut hatiku, belum tentu anak-anak zaman sekarang merasakannya.Â
Mengingat saat ini anak-anak zaman sekarang lebih sering asik dengan dunia mereka dengan bermain tik tok, game online dan lain-lain, mereka tidak merasakan rasanya bermain petasan, ngabuburit ala anak tahun 90an, ngejar-ngejar imamnya untuk minta tanda-tangan bahkan sampai memalsukan tanda tangan, dan jajan disaat semua orang sedang melaksankan sholat tarawih atau mendengarkan ceramah.
Ya, masa kecilku akan selalu menjadi kisah yang penuh kenangan di bulan Ramadhan sambil mengingat setiap dosa-dosa perbuatan yang sudah aku lakukan dan belajar untuk memperbaikinya. Terima kasih kompasiana yang telah memberi kesempatan untukku menuliskan beberapa kisah Nostalgia suasana Ramadhan saat masih kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H