Mohon tunggu...
Lauhannia Pramudita
Lauhannia Pramudita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

hobiku travelling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pondok Pesantren Miftahul Ula' Bagi Perkembangan Islam di Desa Nglawak

3 Januari 2023   14:50 Diperbarui: 3 Januari 2023   15:04 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Nglawak merupakan salah satu desa yang terletak diwilayah kertosono kabupaten Nganjuk. Pada tahun 1940-an wilayah ini terkenal dengan tanahnya yang subur, karena berada di sekitar sungai brantas yang mengalir melalui wilayah ini. 

Hal ini membuatnya sangat mudah untuk mengakses masalah irigasi. Sehingga membuat industri pertanian tampak canggih, budidaya tebu adalah salah satu jenis industri pertaniannya.

Sayangnya kekayaan tersebut tidak memiliki nilai-nilai agama yang kuat. Sehingga mendorong seseorang untuk terlibat dalam tindakan ketidaktaatan dan kerusakan moral. Berbagai bentuk didesa ini, ketidaktaatan merajalela. 

Pada akhirnya pondok pesantren dikembangkan di daerah-daerah yang tingkat kesadaran beragamanya relatif rendah. Sehubungan dengan hal itu, mbah Ngepal saudara kyai H. Abdul Fattah Djalalain mewakafkan sebagian tanahnya untuk dijadikan pondok pesantren, yang dikenal dengan nama pondok pesantren miftahul ula'.

Awal Berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Ula'

Pondok pesantren Miftahul Ula' adalah sebuah pondok pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Fattah Djalalain pada tahun 1940. Yayasan ini mudah diakses masyarakat khususnya para santri karena letaknya disebelah utara jalan raya yang menghubungkan Madiun dan Surabaya. Pada awal berdirinya pondok pesantren, dimana hanya sebuah surau kecil untuk kegiatan para santri seperti mengkaji kitab-kitab kuning.

Pada tahun-tahun awal keberadaan pondok pesantren, santri berasal dari luar desa nglawak, karena pada saat itu pandangan islam yang positif masih belum berkembang di masyarakat setempat. Penduduk Nglawak akhirnya menjadi lebih terbuka dan menerima Islam sebagai hasil dari ajakan  yang diberikan kepada mereka dari waktu ke waktu seperti shalat berjamaah, tahlilan. Selain itu, berdirinya pesantren telah meningkatkan motivasi masyarakat Nglawak untuk belajar agama.

Akhirnya, meskipun tidak semua penduduk di kawasan Nglawak beragama Islam atau multikultural, ada juga yang beragama nasrani dan islam. Meski begitu, masih ada beberapa tempat di kawasan desa Nglawak yang penduduknya masih abai terhadap agama karena pada hakekatnya merupakan warisan dari nenek moyang mereka. Karena perubahan tidak diterima secara instan, maka dilakukan secara bertahap, mulai dari dekat pondok pesantren dan bergerak lebih jauh hingga selesai.

Rintangan yang Di Hadapai KH. Abdul Fattah Dalam Menyebarkan Islam Di Desa Nglawak

Tantangan yang dihadapi Kyai Abdul Fattah Djalalain dalam menyebarkan agama islam. Yaitu saat berdakwah Kyai Abdul Fattah Djalalain lebih banyak menerima santri dari dari daerah selain daerahnya sendiri dari pada dari dalam. Sejak Kyai Abdul Fattah pertama kali memperkenalkan Islam di desa Nglawak,seperti istilah Amar Ma'ruf Nahi Munkar yang artinya mengajak kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan. 

Sedangkan keburukan yang ingin dicegah tersebut adalah seseuatu yang mereka sukai, sehingga Kyai Abdul Fattah melakukannya dengan lembut dan selangkah demi selangkah. 

Kini ada pengajian khusus laki-laki yang diberi nama nusabar iman, pengajian khusus ibu-ibu, TPQ-TPA untuk anak kecil, dan remaja jadi satu dengan yang di pondok. Jadi, kesulitannya adalah bahwa mereka mungkin tidak dapat menerima islam secara langsung.

Pengaruh Pondok Pesantren Miftahul Ula Bagi Penyebaran Islam 

Dampak pondok pesantren kembali pada diri masyakat pribadi. Beberapa individu sangat reseptif terhadap islam, sementara yang lain kurang begitu. Tetapi para ulama menjaga mereka yang benar-benar reseptif agar tidak terpecah belah. 

Alhasil, saat lebaran Kyai membagikan bingkisan kepada mereka yang rajin ke masjid, seperti sarung. Dan kyai membagikan barang-barang seperti beras kepada mereka yang tidak terlalu menerima Islam. Jadi, Kyai memberikan bingkisan sesuai dengan yang mereka butuhkan, dengan harapan seiring berjalannya waktu mereka bisa mulai menerima Islam.

Perkembangan Penyebaran Islam Di Desa Nglawak

Pesantren yang dahulunya hanya sebuah surau, kini telah berkembang hingga di beberapa tempat desa Nglawak. Mushola Al halim, Al Ainy, dan Miftahul Ula' hanyalah beberapa dari sekian banyak mushola yang telah mengantikan masjid Al Fattah sebagai lokasi utama penyebaran agama islam. Oleh karena itu, semakin banyak mushola dan majlis ta'lim yang ada, semakin dapat menjangkau orang-orang yang tidak dapat dijangkau oleh pusat Al Fattah saja di masa lalu.

Yayasan pesantren Miftahul U'la tumbuh dengan laju yang semakin pesat. Tokoh-tokoh yang berperan di dalamnya dan perkembangan yang telah dicapai semuanya berjuang dengan gigih untuk pertumbuhan yayasan. KH. Abdul Fattah mendirikan pesantren Miftahul Ula pada tahun 1940, dan beliau kemudian mulai membangun sarana, prasarana, dan lembaga pendidikan baru. Seperti MAN 1 Nganjuk, MTsN 1 Nganjuk, Madrasah Aliyah Miftahul Ula', Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ula', SMK Al-Fattah, Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ula'(STAIM), Madrasah Diniyah (MADIN), Tahfidz Al-Qur'an, dan asrama santri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun