Mohon tunggu...
LatihID
LatihID Mohon Tunggu... Lainnya - Platform Pengembangan UMKM

Platform e-learning (electronic learning) yang menyediakan pelatihan berkualitas untuk meningkatkan kualitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia. www.latihid.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengenal 5 Perilaku Kaum Milenial: Target Bisnis yang Potensial

26 Februari 2021   13:00 Diperbarui: 26 Februari 2021   13:00 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi milenial | Sumber: forbes.com

Target pasar untuk bisnis seringkali ditentukan berdasarkan faktor usia. Tentunya karena setiap generasi usia memiliki perilaku konsumen yang berbeda-beda. Makanya, para pelaku bisnis perlu mengetahui siapa saja target pasarnya agar bisa menyusun strategi marketing yang efektif.

Supaya penjualan bisa optimal, tentunya pebisnis cenderung mengincar masyarakat yang cenderung berperilaku konsumtif. Apakah kalian termasuk salah satunya? Wah, berarti kemungkinan besar kamu termasuk dalam generasi milenial!

Sudah menjadi rahasia umum dalam dunia bisnis bahwa para milenial adalah target pasar yang paling potensial. Generasi muda ini memang terkenal sering menggunakan uangnya untuk apa yang mereka inginkan dan butuhkan. 

Kalau kamu mengincar kaum milenial sebagai target pasar untuk bisnis, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, nih. Misalnya seperti apa kaum milenial itu? 

Bagaimana perilaku dan karakter mereka? Dan juga jenis strategi marketing seperti apa yang bisa menarik minat generasi yang satu ini? Sebelumnya, mari kita mulai dengan mengetahui lebih dalam tentang siapa saja yang tergolong ke dalam generasi milenial.

Siapakah Generasi Milenial?

Ilustrasi milenial | Sumber: forbes.com
Ilustrasi milenial | Sumber: forbes.com

Siapa yang nggak familiar dengan istilah milenial? Istilah yang satu ini memang sedang akrab terdengar dan dipakai. Istilah tersebut diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Secara harfiah, memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir.

Penggolongan generasi milenial atau generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1996, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Dilansir dari Tempo, dari hasil survei Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sepanjang Februari-September 2020, didapati jumlah generasi milenial di Indonesia mencapai 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen.

Perilaku dan Karakteristik Kaum Milenial

Banyaknya jumlah penduduk milenial saat ini menjadi peluang sekaligus tantangan. Agar bisa mendorong mereka untuk menjadi roda penggerak ekonomi Indonesia, salah satu kuncinya adalah memahami perilaku dan juga karakter para milenial.

1. Adaptif dan Suka Mencoba Hal Baru

Generasi milenial sangat bergantung dengan teknologi | Sumber foto: unsplash.com/@brookecagle
Generasi milenial sangat bergantung dengan teknologi | Sumber foto: unsplash.com/@brookecagle

Kaum milenial merupakan generasi yang menyaksikan perubahan zaman yang sangat cepat. Mulai dari peralihan teknologi analog menjadi internet, hingga adanya ponsel pintar (smartphone). Dapat dikatakan kaum milenial adalah generasi yang melek teknologi karena mereka cepat beradaptasi dari teknologi analog, hingga masa kini yang semuanya serba online dan digital.

Awal tahun 2016, 10 Trend Consumer Lab diciptakan untuk memprediksi beragam keinginan konsumen oleh Ericsson, sebuah perusahaan telekomunikasi multinasional, dalam penelitian Ericsson Consumer & Industry Lab. Laporan ini diperoleh berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia.

Dari 10 tren tersebut, beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi milenial. Dalam laporantersebut tercatat bahwa produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat milenial.

Hasil risetpun membuktikan bahwa jika muncul sesuatu yang baru, kemungkinan besar orang-orang yang pertama kali mencoba atau membelinya adalah para milenial. Inilah yang membuat para pebisnis banyak menargetkan milenial sebagai calon konsumen, karena mereka tidak segan untuk mencoba produk-produk baru yang inovatif.

2. Cenderung Konsumtif

Gaya hidup milenial cenderung konsumtif | Sumber foto: unsplash.com/@sharonmccutcheon
Gaya hidup milenial cenderung konsumtif | Sumber foto: unsplash.com/@sharonmccutcheon

Berdasarkan riset Katadata, generasi milenial berperan penting dalam ekosistem transaksi digital di Indonesia. Persentase populasinya (34%) pun lebih besar dari generasi lain.

Artinya, generasi milenial berpotensi menghasilkan nilai transaksi yang lebih tinggi dibanding generasi lain. Bahkan penggunaan internet dan kegiatan berbelanja online dimonopoli oleh milenial. Dari 47 juta milenial pengguna internet, sebanyak 17 persen atau sekitar 7,8 juta di antaranya suka belanja online. Baik itu membeli kebutuhan barang atau jenis jasa.

3. Aktif Bermain Media Sosial

Generasi milenial sangat identik dengan media sosial | Sumber foto: unsplash.com/@stereophototyp
Generasi milenial sangat identik dengan media sosial | Sumber foto: unsplash.com/@stereophototyp

Kaum milenial mengalami perkembangan media sosial yang pesat dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia, hingga media sosial menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu sangat bisa dimanfaatkan oleh pebisnis, yaitu dengan menjalankan strategi marketing menggunakan media sosial (social media marketing), karena para milenial merasa penting untuk terhubung dengan orang lain, termasuk dengan brand yang mereka percaya.

Lebih efektif lagi apabila kamu juga menggunakan jasa influencer yang ada di media sosial untuk mempromosikan bisnis kamu (influencer marketing). Dilansir dari website LatihID, biasanya influencer berasal dari kalangan artis atau publik figur yang memiliki jumlah pengikut banyak di media sosial. Dengan menggaet influencer, ternyata jenis pemasaran yang satu ini dinilai cukup menjanjikan, nih jika target pasar bisnismu adalah milenial yang hobi berkelana di media sosial.

4. Suka Sesuatu yang Personal

Contoh pemasaran dengan personalisasi | Sumber foto: remarkety
Contoh pemasaran dengan personalisasi | Sumber foto: remarkety

Banyak dari generasi milenial menyukai sesuatu yang dikhususkan untuk mereka, termasuk dalam hal berbelanja. Mereka akan suka jika dilibatkan bukan sebagai konsumen, melainkan menjadi seorang teman. Bahkan menurut hasil riset, sebanyak 50ri generasi milenial menginginkan produk yang telah dipersonalisasi.

Bahkan 70% konsumen milenial juga mengaku bahwa mereka tidak keberatan untuk membayar lebih demi produk yang telah dipersonalisasi, loh. Lebih lagi, 25% rela membagikan data mereka agar mendapatkan pengalaman terbaik dari brand yang telah mengustomisasi produk sesuai kepribadian mereka. Dengan memahami karakter milenial yang satu ini, alangkah baiknya para pebisnis yang menyasar target pasar milenial untuk mempertimbangkan strategi personalisasi.

5. Cinta Kebebasan

Soft selling sebagai salah satu teknik penjualan | Sumber foto: ultrapreneursayings.com
Soft selling sebagai salah satu teknik penjualan | Sumber foto: ultrapreneursayings.com

Bukan hanya personalisasi, milenial juga dinilai menyukai kebebasan, termasuk kebebasan memilih dalam hal berbelanja. Mereka cenderung tidak terlalu suka jika 'diperintah' apalagi 'dipaksa'. Iklan sebuah brand atau produk yang agresif dan secara gamblang meminta mereka untuk menggunakan produknya biasanya akan ditinggalkan.

Oleh karena itu, cocok sekali jika pebisnis menerapkan strategi soft-selling, seperti membuat konten yang sekiranya dapat menyisipkan pesan-pesan produk yang membuat mereka tersentuh, namun tetap persuasif. Dengan begitu, kemungkinan milenial tertarik dengan bisnis kamu semakin besar, bahkan tidak ragu untuk membeli produk yang kamu tawarkan.

Pahami beberapa karakter khas milenial beserta tips pemasaran di atas apabila bisnis kamu ingin menggaet target pasar anak muda ini. Jangan sampai salah menyusun strategi, ya!

Penulis: Rismawardani Nooriza

Editor: Samantha Yohana Blessya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun