Jadi, emas bukan bukan investasi?
Betul, emas memang bukan investasi. Itulah yang sering kita dengar. Emas "hanyalah" instrumen penyelamat harta dari inflasi, safe haven, menyelamatkan tabungan terpendam dari gerusan inflasi setiap tahun.Â
Mau bukti?
Sudah sering kita lihat flyer perbandingan harga emas dari tahun ke tahun. Ambil contoh kepingan 100 gram di 2009 seharga Rp 36 juta, lalu 2019 seharga Rp 70 juta, lalu di 2021 ini ada di kisaran 86 juta.
Kalau kita melihat pergeseran nominalnya : 36 - 70 - 86 , memang sangat menggiurkan. Tapi jika kita melihat pergeseran tahunnya: 2009 - 2019 - 2021, maka selisih nominal dibagi selisih tahun ternyata tidak semenggiurkan itu. Ambil lah dari 2009 ke 2021, selisih 12 tahun dengan selisih nominal 50 juta.Â
Jika kita melihatnya dari sudut pandang investasi berarti hanya sekitar 4 juta setahun untungnya. Itupun jika punyanya 100 gram.
 Kalau gramasinya lebih kecil lagi? 10 gram misalnya, berarti untungnya cuma 400 rb setahun. Sungguh sangat kecil sekali bukan? Oleh karena itu menyimpan emas tidak bisa dimasukkan ke dalam investasi.
Beda halnya dengan investasi sekalian bantu modal saudara yang pedagang bakso, misal. Dengan modal 10 juta jualan bakso, bisa saja dalam setahun untungnya sudah 2-4x modal (atau bahkan lebih?).
Oleh karena itu, benarlah kiranya yang dikatakan orang bahwa emas lebih cocok jadi penjaga nilai harta alias safe haven daripada investasi. Karena berharap menangguk untung banyak dengan investasi emas sangat sulit.Â
Jadi, emas (memang) tak pernah cuan (untung), kecuali kalian jadi pedagang emas. Hehehe.Â
***