Tanggung jawab tiba... (Chrisye-Ketika Tangan dan Kaki Berkata).
Jarum-jarum waktu berjatuhan. Tak terasa, waktu menunjukkan pukul lima sore. Calvin bergegas turun ke lantai bawah. Dimasakkannya chicken cordon bleu dan caramel flan kesukaan Silvi.
Senyum hangat sang ayah menyambut kepulangan Silvi. Harum daging ayam bersaus keju dan puding khas Spanyol dengan campuran karamel makin melengkapi. Calvin bersikap seolah tak terjadi sesuatu yang buruk.
"Apa kata dokter?" Adica bersiap menginterogasi, tetapi Calvin mengangkat tangannya.
"Nanti malam aku akan ke kamarmu, Adica."
Si kembar punya jadwal khusus untuk story telling. Biasanya, mereka akan bercerita kejadian yang dialami sepanjang hari.
Selesai makan, Silvi kekenyangan dan mengantuk. Calvin menggendongnya ke kamar. Menyelimuti Silvi dengan penuh kasih sayang.
"Selamat tidur, Sayangku. Ayah mencintaimu," bisiknya.
Silvi terlelap. Calvin mencium keningnya. Hangat tangannya membelai mahkota indah milik Silvi. Tak puas-puas ia tatapi wajah putri semata wayang. Menghidupkan kembali segala ingatan.
Ketenangan hati yang baru dirasakan sesaat mulai robek. Calvin terbatuk. Dahak kemerahan mengalir dari sudut bibir. Rasa sakit menjalari punggung hingga dada. Terburu-buru ia bangkit. Terpaksa ia menodai kamar mandi Silvi dengan darahnya.
"Tuhan...jangan sekarang. Jangan sekarang," rintihnya.