Papa yang Jatuh dan Terluka
-Fragmen si kembar
Ruas jalan raya berubah menjadi runway. Lihatlah, sepasang pria tampan berjas rapi melenggang di atasnya. Mereka mengayun langkah, santai namun elegan seolah sedang membawakan busana formal di atas catwalk. Orang-orang melempar pandang kagum ke arah mereka. Terpesona dengan dua pria berparas oriental dan bermata sipit yang memancarkan pesona berbeda. Pria pertama tersenyum ramah pada setiap orang yang menatapnya. Pria kedua memasang ekspresi sedingin baja beku.
"So, apa rencanamu tahun ini?" tanya Adica datar.
Calvin mengalihkan pandang. Nada suaranya lembut dan hangat saat ia menyahut.
"Aku akan pindah. Aku berniat segera menjual properti dan aset-asetku di sini."
Mata Adica kian menyipit. Langkahnya sedikit melambat.
"Pindah katamu? Dengan siapa?" ulangnya heran.
"Dengan Silvi." Jawab Calvin ringan.
Sepotong tangan besi mencengkeram kuat kepala Adica. Sakit, sakit luar biasa. Kakak kembarnya memutuskan pindah dengan begitu cepat dan tanpa mengajak dirinya?
"Kamu tidak akan mengajakku?" Adica mengecilkan volume suaranya saat melempar tanya.