hatiku hanya untuk dirimu
Aku bahagia hanya bila kamu bahagia (Nirina-Hari Ini Esok dan Seterusnya).
Genggaman tangan Ayah bergerak. Ayah terbatuk. Bibirku membuka, bersiap mengucapkan 'selamat pagi'. Tetiba Ayah melepas kasar pegangan tangannya dariku.
"Ayah ..." panggilku sedih.
Seolah tak mendengar, Ayah meninggalkanku. Hatiku berontak. Kaki kecilku terayun dari ranjang.
Aku mendengar Ayah terbatuk berkali-kali. Kulirik meja komputer. Ada beberapa lembar tissue bernoda darah. Apa yang terjadi dengan Ayahku?
Kembali aku mendengar Ayah terbatuk. Gara-gara an excess of phlegm, batinku memaki. Aku jadi ingat salah satu buku yang pernah dibacakan Ayah: Harry Potter and The Half Blood Prince.
Saat aku melompat kembali ke ranjang dan menenggelamkan wajah di balik selimut tebal, kurasakan Ayah mendekapku. Wangi Blue Seduction Antonio Banderas yang sangat khas menguar dari tubuhnya. Di dalam atau di luar rumah, Ayah selalu wangi. Aku marah pada Ayah. Bukannya mengingatku saat bangun pertama kali, ia justru meninggalkanku.
Tanganku mengepal. Kepalan tangan kupukul-pukulkan ke kepalaku. Ayah membelai rambutku lembut, lalu menguncirkannya.
"Ayah jahat! Bukannya menyapaku, malah membuang phlegm itu dan meninggalkanku!" Aku berseru marah.
Silakan, silakan menyebut aku anak tunggal Papa dan Ayah yang aneh. Sering kali aku berbuat aneh-aneh pada mereka, khususnya pada Ayah. Yah memang beginilah aku.