Sedikit catatan pula untuk dosen dan pembina lembaga keagamaan di universitas. Ada baiknya memantau para kadernya. Jangan sampai otak dan hati para aktivis keagamaan di kalangan anak muda ternoda fanatisme dan dorongan stereotip. Mewartakan ajaran agama tentu baik. Namun, jangan sampai membuat orang lain tersudut dengan stereotip.
Betapa mudah orang mengasumsikan iman seseorang hanya dari wajahnya. Kompasianers, pernahkah kalian merasakan pengalaman yang sama?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H