Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Hati "Young Lady" Cantik, Menanggapi Kasus Ninoy Karundeng

7 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 7 Oktober 2019   06:05 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesunyian bergerak lambat, amat lambat di ruangan itu. Young Lady merasa ingin keluar, tapi tak bisa. Sebab Young Lady tak tahu dimana pintu keluarnya. Pencahayaan di ruangan itu pun tidak terlalu terang.

Selanjutnya, Young Lady cantik mendengar cecaran perempuan itu. Ia bermain kata-kata untuk meneror mental. Ia menyiksa Young Lady lewat kata-kata. Intinya, perempuan yang merasa instansinya terkena kritik itu, belum matang menghadapi kritikan. Ditelanjanginya Young Lady dengan kata-kata. 

Ia seakan menghipnotis Young Lady dengan sugesti negatif. Ditanamkannya sugesti bahwa Young Lady gadis jahat dan egois. Hati ini ingin memberontak, tetapi Young Lady tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun saat itu. Seperti ada tangan tak kelihatan yang mengunci bibir ini dan terasa beku.

Perempuan itu menghakimi Young Lady dengan suara lembutnya yang seperti hantu seakan dia kenal betul Young Lady. Padahal kami hanya pernah bertemu beberapa kali dalam empat tahun. Hingga akhirnya, perempuan itu maju dan hendak memeluk Young Lady. Refleks Young Lady bergerak menjauh, menghindari pelukan itu.

"Jangan tolak pelukan saya," kata perempuan itu mengancam.

"Kamu masih butuh saya. Kita harus membangun kepercayaan."

Kompasianer, Young Lady mampu membedakan mana tubuh yang bisa dipeluk dan mana yang tidak. Tubuh perempuan itu termasuk dalam kategori kedua. Beruntungnya punya mata batin lebih peka.

Keluar dari ruangan, tubuh Young Lady kaku dan dingin. Langsung saja Young Lady tertidur lamaaa sekali begitu sampai di rumah. Hingga detik ini, teror mental yang dilancarkannya masih mengganggu pikiran Young Lady. Di saat-saat seperti ini, Young Lady hanya bisa meminta perlindungan Tuhan dan para malaikat.

Seperti biasa, "Calvin Wan" hadir membawa ketenangan, kehangatan, dan kelembutan. Sejak saat itu, Young Lady makin takut dengan orang-orang bernama PNS. Segerombolan birokrat kaku, fanatik, merasa paling benar, konservatif, haus kekuasaan, takut posisinya diambil, tak segan melakukan politik kantor, dan antikritik.

Untuk Ninoy Karundeng, pihak-pihak antikritik mudah dikenali. Bila mereka fanatik akan sesuatu, sudah pasti mereka antikritik. Dan semestinya, sebagai penulis, kita tidak boleh takluk atau menjilat pantat para fanatik itu.

Buat golongan yang gemar menganiaya penulis, semoga Tuhan membalas perbuatan kalian. Entah di dunia maupun di akhirat. Cobalah berpikir dengan logika. Lebih berbahaya perusuh dan teroris dengan senjata-senjatanya, atau penulis yang hanya bersenjatakan pena? Lebih berbahaya grup oposisi yang selalu memainkan politik identitas, atau grup putih yang mengedepankan keragaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun