Kini, masa pertukaran pelajarnya telah lewat. Jose tampil di dua acara sekaligus ahri ini: menyanyi di pesta akhir tahun ajaran dan fashion show. Sebuah brand pakaian anak mengontraknya sebagai model. Anak itu memang pintar dan berbakat. Orang tua mana pun akan bangga memiliki anak seperti dirinya.
Seraut wajah lembut itu mengguratkan senyum. Ia berharap Ayah Calvin mendengar senandung cintanya.
Tapi...
Benarkah Ayah Calvin juga merindukan anak semata wayangnya?
Lihatlah, pria berkacamata itu tengah duduk manis di private room. Ia menemani bocah seumuran Jose yang tak kalah tampan. Anak lelaki itu berparas perpaduan Sunda dan Kaukasia. Tipikal wajahnya unik dan senyumnya manis.
"Dua hari ini saya tidak kesepian..." ungkap anak lelaki berbaju putih itu.
Ayah Calvin tersentuh. Dituangkannya air mineral ke gelas si anak laki-laki.
"Kamu tidak akan kesepian, Sayang. Andrio punya Ayah Calvin, punya Jose, dan punya banyak orang yang menyayangi." Ayah Calvin berujar lembut.
Andrio tersenyum tipis. Pelan menyesap isi gelasnya. Di balik senyumnya, teronggok fakta kalau anak itu menyimpan penyakit. Ia sedang bersahabat dengan Leukemia.
Sejurus kemudian, Ayah Calvin menarik tubuh Andrio ke pelukannya. Diajaknya Andrio berfoto. Dipotongkannya steak di piringnya. Pria tampan berjas hitam itu mencurahkan kasih sayang untuk anak yang beda etnis dengannya.
Suara musik dan nyanyian lembut Jose terdengar jelas dari private room. Walau tengah memperhatikan Andrio, Ayah Calvin tetap memikirkan Jose.